Selasa, 28 Oktober 2014

Gerak Rotasi dan Revolusi Bumi
Rotasi Bumi
Bumi melakukan beberapa gerak yang alami, yaitu gerak rotasi dan revolusi. Gerak rotasi bumi merupakan gerak berputarnya bumi pada porosnya (sumbu). Gerakan rotasi ini menyebabkan daerah sepanjang equator bergerak cepat, sedangkan di daerah kutub hampir-hampir tidak mengalami pergerakan. Bumi yang berbentuk bulat mengalami perubahan bentuk akibat gerakan rotasi yang dilakukan. Perubahan tersebut adalah terbentuknya daerah agak pepat di kedua kutubnya dan seakan-akan sebagian massa bumi tertumpuk di daerah equator. Bentuk ini disebabkan rotasi bumi yaitu perputaran bumi pada porosnya. Gerak rotasi bumi terjadi dari arah barat ke timur. Jika dilihat dari kutub utara, rotasi bumi memiliki arah berlawanan arah jarum jam. Sedangkan jika dilihat dari arah kutub selatan arah rotasi bumi searah dengan arah jarum jam. Poros (sumbu) bumi merupakan garis khayal yang menandakan sumbu rotasi dari bumi, yang melalui kutub utara dan kutub selatan. Poros bumi tidaklah tegak lurus, tetapi mengalami kemiringan sebesar 23,5o dari garis tegaknya.
Waktu rotasi bumi dalam satu putaran adalah 23 jam 56 menit. Akibat dari rotasi bumi, menimbulkan beberapa gejala alam seperti :
1.         Terjadinya Pergantian Siang dan Malam
Daerah bumi yang terkena sinar matahari dinamakan siang, sedangkan daerah bumi dibelakangnya, yang tidak terkena sinar matahari dinamakan malam. Akibat adanya rotasi menyebabkan terjadinya pergiliran daerah siang dan malam secara bergantian. Jika rotasi bumi terjadi selama 24 jam, maka lama siang dan malam masing-masing terjadi selama 12 jam.
Pengecualian di daerah dekat kutub, lama siang dan malam dapat lebih atau kurang dari 12 jam, tergantung posisi bumi ketika berevolusi mengelilingi matahari.
2.         Perbedaan waktu di berbagai tempat
Akibat gerakan rotasi bumi dari barat ke timur menyebabkan daerah sebelah timur akan menjumpai siang terlebih dahulu, dibanding daerah barat. Perbedaan ini menyebabkan adanya perbedaan waktu di setiap bagian bumi.
Karena rotasi bumi maka permukaan bumi di sebelah timur akan melihat matahari terbit dan terbenam lebih cepat daripada daerah di sebelah barat. Oleh karena itu setiap tempat di berbagai belahan bumi akan memiliki waktu yang berbeda. Untuk menyamakan waktu secara internasional digunakan waktu GMT (Greenwich Mean Time). Waktu ini sesuai dengan waktu di kota Greenwich.
Pengecualian di daerah dekat kutub, lama siang dan malam dapat lebih atau kurang dari 12 jam, tergantung posisi bumi ketika berevolusi mengelilingi matahari.
Ditetapkan bahwa kota Greenwich sebagai bujur 0o. Garis bujur di sebelah timur Greenwich dinamakan garis bujur timur (BT), sedangkan garis bujur disebelah baratnya dinamakan garis bujur barat (BB). Garis bujur 180o BT berimpit dengan garis 180o BB, yang melewati Negara Hawaii, Amerika Serikat..
Garis ini digunakan sebagai batas penanggalan, wilayah di bujur timur lebih terdahulu tanggalnya disbanding wilayah di bujur barat. Seluruh wilayah di bumi dibagi dalam 24 zona waktu, setia 15o garis bujur ditentukan sebagai 1 jam.
Di Indonesia, ada 3 zona waktu yaitu Waktu Indonesia Barat (WIB), yang meliputi Sumatera, Jawa, Madura, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah; Waktu Indonesia Tengah (WITA), meliputi Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur; dan Waktu Indonesia Timur (WIT), meliputi Maluku dan Papua. Perhitungannya adalah WIT = GMT + 7; WITA = GMT + 8; dan WIT = GMT + 9.
3.         Pergerakan semu bintang
Akibat rotasi bumi dari arah barat ke timur maka bintang-bintang (termasuk matahari) tampak seperti bergerak dari timur ke barat. Namun sebenarnya bintang-bintang tersebut tidak bergerak. Oleh karena itu maka gerakan bintang ini disebut sebagai gerak semu. Karena gerak semu ini dapat dilihat setiap hari maka disebut gerak semu harian. Dengan gerak semu harian ini maka matahari tampak terbit di timur dan terbenam di barat demikian juga dengan bintang-bintang pada malam hari.
Waktu yang diperlukan bintang untuk menempuh lintasan peredaran semunya adalah 23 jam 56 menit atau satu hari bintang. Periode peredaran semu harian matahati dan bulan tidak 23 jam 56 menit. Satu hari matahari tepat 24 jam sedang satu hari bulan lebih lambat lagi yaitu 24 jam 50 menit, hal ini disebabkan karena kedudukan bintang sejati di langit selalu tetap.
Matahari memiliki periode semu harian yang berbeda akibat revolusi, sedangkan bulan sebagai satelit bumi memiliki peredaran bulanan mengitari bumi.
4.         Perbedaan percepatan gravitasi di permukaan bumi
Selama bumi mengalami pembekuan dari gas menjadi cair kemudian menjadi padat, Bumi berotasi terus pada porosnya. Ini menyebabkan menggebungan di khatulistiwa dan pemepatan di kedua kutub bumi sehingga seperti keadaannya sekarang. Karena percepatan gravitasi benbanding terbalik dengan kuadrat jari-jari, maka percepatan gravitasi tempat-tempat di kutub lebih besar daripada disekitar khatulistiwa, karena jarak permukaan bumi di kutub lebih dekat ke pusat bumi. Akibatnya, berat benda yang sama akan berbeda jika ditimbang di khatulistiwa dan di kutub
5.         Pembelokan arah angin
Menurut Hukum Buys Ballot, udara akan bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Di daerah kutub yang bertekanan tinggi, maka udara cenderung akan bergerak ke daerah khatulistiwa. Namun akibat rotasi bumi, udara yang bergerak menuju khatulistiwa akan berbelok kearah timur mengikuti arah rotasi bumi, ini berpotensi membentuk angin siklon.
6.         Kepepatan bentuk bumi
Karena bumi berputar terus menerus pada sumbunya, daerah khatulistiwa bumi mengembung, Itulah sebabnya bentuk bumi tidak bulat seperti bola, melainkan bulat pepat (diameter khatulistiwa lebih besar daripada diameter kutub).


Revolusi Bumi

Revolusi bumi adalah perputaran bumi mengelilingi matahari. Sekali berevolusi, bumi memerlukan waktu 365 hari 6 jam 9 menit 10 detik atau sering disebut satu tahun pada penanggalan masehi. Adanya revolusi bumi ini tidak dapat kita rasakan namun dapat kita lihat dengan adanya:
1.         Perbedaan Lama Siang dan Malam Hari
Pernahkah anda mendengar didaerah dekat kutub siang lebih cepat dari malam ataupun sebaliknya? Perbedaan lama siang dan malam hari pada setiap bagian bumi memang berbeda. Hal ini terjadi karena saat berevolusi posisi bumi tidak tegak lurus dan selalu berubah atau miring. Pada saat miring ini, terkadang bagian kutub utara miring ke arah matahari, inilah yang menyebabkan bagian kutub utara mengalami siang lebih lama. Karena posisi kutub Utara yang lebih condong kematahari. Sedangkan kutub selatan maka arahnya akan membelakangi matahari. Inilah yang menyebabkan lama malamnya lebih lama. Begitu pun dengan sebaliknya.
2.         Gerak Semu Tahunan Matahari
Karena posisi bumi yang tidak lurus terhadap bidang ekliptika akibat revolusi bumi terhadap matahari maka matahari seolah-olah bergerak tidak lurus. Tidak lurus yang dimaksud disini adalah tidak tepat terbit dari timur-ke barat melainkan agak melenceng. Misalkan tenggelam dibarat daya ataupun terbit di timur laut.
3.         Perubahan Musim
Karena Posisi bumi yang tidak tegak lurus melainkan agak miring. Maka menyebabkan Pada 23 September sampai dengan 21 Maret kedudukan matahari berada di belahan bumi selatan dan kedudukan bumi posisinya lebih dekat ke matahari. Sehingga menyebabkan di belahan bumi bagian selatan mengalami musim panas dan siang hari lebih lama daripada malam hari. Sedangkan, pada tanggal yang sama di belahan bumi bagian utara, seolah-olah berada pada posisi jauh dari matahari sehingga dengan sendirinya di utara mengalami musim dingin dan malam hari lebih panjang daripada siang hari.
4.         Perubahan Rasi Bintang
Perubahan rasi bintang ini terjadi karena revolusi menyebabkan kemiringan bumi dan menyebabkan si pengamat setiap harinya berada pada posisi yang berbeda. Sehingga si pengamat tersebut melihat rasi bintang yang berbeda setiap tahunnya.
5.         Penanggalan Kalender Masehi
Penganggalan kalender masehi ini di sempurnakan oleh Julius Caesar dari kekaisaran Roma. Kalendar ini berdasarkan perputaran bumi mengelilingi matahari. Yaitu 365 hari.

MENGENAL BUMI

Teori penciptaan planet bumi

Proses perkembangan planet Bumi dari masa ke masa tidak dapat dipisahkan dengan sejarah terbentuknya tata surya. Hal ini dikarenakan Bumi merupakan salah satu anggota keluarga Matahari,
Berdasarkan hipotesis nebula (teori kabut gas) yang dikembangkan oleh seorang ahli filsafat Jerman, Immanuel Kant (1755) serta ahli astronomi Prancis, Pierre Simon Marquis de Laplace (1796), diperoleh gambaran bahwa sistem tata surya berasal dari massa gas (kabut gas) yang bercahaya dan berputar perlahan-lahan. Massa gas tersebut secara berangsur-angsur mendingin, mengecil, dan mendekati bentuk bola. Oleh karena massa gas itu berotasi dengan kecepatan yang makin lama semakin tinggi, pada bagian khatulistiwanya (ekuator) mendapat gaya sentrifugal paling besar, massa tersebut akhirnya menggelembung. Akhir dari bagian yang menggelembung tersebut, ada bagian yang terlepas (terlempar) dan membentuk bola-bola pijar dengan ukuran berbeda satu sama lain. Massa gas induk tersebut akhirnya menjadi Matahari, sedang kan bola-bola kecil yang terlepas dari massa induknya pada akhirnya mendingin menjadi planet, termasuk Bumi. Pada saat terlepas dari massa induknya, planet-planet anggota tata surya masih merupakan bola pijar dengan suhu sangat tinggi. Oleh karena planet berotasi, ada bagian tubuhnya yang terlepas dan berotasi sambil beredar mengelilingi planet tersebut. Benda tersebut selanjutnya dinamakan. Bulan (satelit alam). di samping planet-planet lain, komet, asteroid, dan meteor.
Menurut hasil penelitian para ahli astronomi dan geologi, Bumi terbentuk atau terlepas dari tubuh Matahari sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu. Perkiraan kelahiran Bumi ini didasarkan atas penelaahan Paleontologi (ilmu yang mempelajari fosil-fosil sisa makhluk hidup purba di masa lampau) dan stratigrafi (ilmu yang mempelajari struktur lapisan-lapisan batuan pembentuk muka Bumi).

Sumber: Childcraft Our World, 1993
Gambar 1
Siklus Pembentukan Bumi
Ilustrasi siklus pembentukan Bumi terbagi menjadi:
(a)      Bumi masih berbentuk bola pijar;
(b)      Bumi mendingin berangsur-angsur membentuk litosfer;
(c)       pembentukan atmosfer Bumi;
(d)       Bumi terbentuk sempurna.

Pada saat terlahir sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, Bumi kita masih merupakan bola pijar yang sangat panas. Lama kelamaan secara berangsur-angsur Bumi kita mendingin. Akibat proses pendinginan, bagian luar Bumi membeku membentuk lapisan kerak Bumi yang disebut litosfer. Selain pembekuan kerak Bumi, pendinginan massa Bumi ini mengakibatkan terjadinya proses penguapan gas secara besar-besaran ke angkasa. Proses penguapan ini terjadi dalam jutaan tahun sehingga terjadi akumulasi uap dan gas yang sangat banyak.
Pada saat inilah mulai terbentuk atmosfer Bumi. Uap air yang terkumpul di atmosfer dalam waktu jutaan tahun tersebut pada akhirnya dijatuhkan kembali sebagai hujan untuk kali pertamanya di Bumi, dengan intensitas tinggi dan dalam waktu yang sangat lama. Titik-titik air hujan yang jatuh selanjutnya mengisi cekungan-cekungan muka Bumi membentuk bentang perairan laut dan samudra.
Seorang ahli ilmu cuaca dari Jerman yang bernama Alfred Wegener (1912), dalam teorinya yang terkenal, yaitu Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Theory) mengemukakan bahwa sampai sekitar 200 juta tahun yang lalu, di Bumi baru ada satu benua dan samudra yang maha luas. Benua raksasa ini dinamakan Pangea, sedangkan kawasan samudra yang mengapitnya dinamakan Panthalasa.
Sedikit demi sedikit Pangea mengalami retakan-retakan dan pecah. Sekitar 180 juta tahun yang lalu, benua raksasa tersebut pecah menjadi dua, yaitu pecahan benua di sebelah utara dinamakan Laurasia dan di bagian selatan dinamakan Gondwana. Kedua benua itu dipisahkan oleh jalur laut sempit yang dinamakan Laut Tethys. Sisa Laut Tethys pada saat ini merupakan jalur cebakan minyak Bumi di sekitar laut-laut di kawasan Timur Tengah.

                                                                                                                                        Sumber: Childcraft Our World, 1993
Gambar 2
Continental Drift Theory Continental Drift Theory dari Alfred Wegener mengenai terbentuknya massa daratan Bumi.

Baik di antara Laurasia maupun Gondwana kemudian terpecahpecah lagi menjadi daratan yang lebih kecil dan bergerak secara tidak beraturan dengan kecepatan gerak berkisar antara 1–10 cm pertahun. Dalam sejarah perkembangan planet Bumi, Laurasia merupakan cikal bakal benua-benua yang saat ini letaknya di sebelah utara ekuator (belahan Bumi utara), meliputi Eurasia, Amerika Utara, dan pulaupulau kecil di sekitarnya. Adapun Gondwana merupakan cikal bakal benua-benua di belahan Bumi selatan, meliputi Amerika Selatan, Afrika, Sub Benua India, Australia, dan Antartika.

STRUKTUR DAN KARAKTERISTIK LAPISAN BUMI
Struktur Bumi seperti yang terlihat pada gambar diatas.
Secara keseluruhan, bumi terbagi menjadi empat aspek yaitu; atmosphere (udara), hydrosphere (air), lithosphere (batuan solid) dan biosphere (kehidupan organik).
Disini saya hanya akan menjabarkan sedikit tentang lithosphere saja, karena berhubungan dengan batuan.

Lithosphere adalah akumulasi masa dari batuan-batuan padat yang membentuk selubung yang mengelilingi bagian cair bumi yang panas (magma). Lithosphere terdiri dari komponen primer seperti;
1  .      Minerals, segala bentuk komponen kimia yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia. Seperti silika (SIO2) atau kalsium karbonat (CaCO3).
2   .      Batuan, secara alami terbentuk, materi mineral terkonsolidasi dan terkompaksi.Batuan bisa terdiri dari hanya satu macam mineral saja (Contohnya; Salt) atau terdiri dari berbagai mineral (Contohnya;sandstone).
3   .      Fluida, komponen paling banyak adalah air (lebih dari 90%), gas dan hydrocarbon.
Ketebalan lithosphere bervariasi, dari sekitar 65 km sampai 100 km, dan terdiri dari batuan silika-magnesium (SIMA) dan silik-aluminium (SIAL). Lithosphere mempunyai nilai Specific Gravity (SG) 2.7 sampai 3.

Crust adalah bagian paling atas dari lithosphere dan membentuk lempeng benua dan lempeng samudera. Fluida seperti air, minyak dan gas berada pada lempeng-lempeng ini. Ketebalan crust bervariasi mulai dari 5 km sampai 60 km. Terdiri dari batuan dan mineral berbagai tipe. Klasifikasi dasar dari batuan berdasarkan asal usul terbentuknya terdiri dari tiga macam batuan, yaitu;
1    .      Igneous Rock (Batuan Beku), terkristalisasi dari bekuan magma.
2    .      Sedimentary (Batuan Sediment), endapan dari hasil pengikisan batuan permukaan.
3    .      Metamorphic (Batuan Ubahan), hasil dari alterasi batuan dan mineral lain.
Crust, selagi dalam bentuk solidnya bersifat mobile dan mengapung diatas cairan magma. Menurut teori tektonik lempeng, terjadi arus konveksi dibawah lapisan crust ini memaksa magma (batuan panas/cair, yang bergerak plastis) untuk bergerak keatas. Pada titik-titik tertentu (biasanya pada mid-ocean) magma membentuk celah/palung dan menerobos ke permukaan. Hal ini akan menyebabkan lempeng saling bergerak menjauh atau saling bertabrakan secara gradual. Jika pergerakan ini terjadi dengan tiba-tiba, terjadilah gempa.
Dari gambar disamping, dapat dilihat bahwa pergerakan konveksi dari magma menyebabkan terjadinya mid-ocean ridge pada lempeng samudra dan rift valley pada lempeng benua. Kedua lempeng ini bergerak saling mendekat dan bertubrukan (subduction zone). Karena massa dari lempeng samudra lebih kecil dari massa lempeng benua, pada subduction zone ini lempeng samudra akan menyusup kebawah dan meleleh (melting). Siklus ini akan terus berulang.

Disamping adalah gambar dari lempeng-lempeng yang mengapung bergerak saling menjauh dan mendekat saat ini dibumi kita tercinta ini.


Mantel, Dibawah lithosphere penelitian semakin sulit dilakukan. Lapisan ini dikenal juga sebagai lapisan Pyrosphere, ketebalannya diperkirakan 2900 km. Terdiri dari besi dan mineral SIMA. Density sekitar 3.5 SG, dan suhu rata-rata sekitar 2000 deg Celcius. Tekanan dari lapisan diatasnya membuat lapisan ini selalu dalam kondisi solid, tapi tetap bisa melelehkan batuan. Lapisan mantle paling luar sekitar 200 km dinamai dengan asthenosphere. Pada lapisan ini tekanan dan suhu berada pada kondisi berimbang sehingga lapisan ini bersifat plastis. Asthenosphere merupakan sumber dari aktivitas volkanik dan seismik (gempa).

Coreinti bumi berukuran diameter 7000 km dan terdiri dari besi dan nikel. Lapisan paling luar (tebal 2200 km) merupakan liquid atau cairan. Lapisan terdalam bersifat solid atau padat, dengan density sekitar 10.5 SG dan suhunya lebih dari 5000 deg celcius. Menurut teori, perputaran bumi pada porosnya (rotasi) menyebabkan terjadinya arus sirkulasi pada bagian cair inti bumi. Sirkulasi ini merupakan sumber dari medan magnet yang menyelimuti bumi.

General Data
·   Average Density sekitar 5.5 SG
·   Suhu bumi meningkat seiring dengan kedalaman bumi, rata-rata 1 deg celcius per 30 m pada batuan sedimen. Ini disebut sebagai Geothermal Gradient. Pada daerah vulkanik gradiennya sekitar 1 deg celcius per 10 m. Pada daerah granite tua (basement rock) gradiennya sekitar 1 deg celcius per 80 m.
·   Perkiraan usia bumi sekitar 4.600.000.000 tahun (menggunakan metoda dating radioaktif).
  































Sabtu, 25 Oktober 2014

MATERI GEOGRAFI SMA/MA

KURIKULUM 2013

GEOGRAFI SMA/MAKELAS X

PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI
·      Ruang lingkup pengetahuan geografi
·      Konsep esensial  geografi dan contoh terapannya
·      Obyek studi geografi
·      Prinsip geografi dan contoh terapannya
·      Pendekatan geografi dan contoh terapannya
·      Aspek geografi

LANGKAH PENELITIAN GEOGRAFI
·      Sifat studi geografi
·      Pendekatan analisis studi geografi
·      Metode analisis Geografi
·      Teknik pengumpulan data geografi
·      Teknik analisis data geografi
·      Publikasi hasil penelitian geografi

MENGENAL BUMI
·    Teori penciptaan planet bumi.
·    Gerak rotasi dan revolusi bumi
·    Karakteristik lapisan bumi dan pergeseran benua
·    Kala geologi dan sejarah kehidupan
·    Kelayakan planet bumi untuk kehidupan.

HUBUNGAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN AKIBAT DINAMIKA LITOSFER
·   Aktivitas manusia dalam pemanfaatan batuan penyusun litosfer
·   Pengaruh tektonisme terhadap kehidupan
·   Pengaruh vulkanisme terhadap kehidupan
·   Pengaruh seisme terhadap kehidupan
·   Pengaruh proses eksogen terhadap kehidupan
·   Pembentukan tanah dan pemanfaatannya

HUBUNGAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN AKIBAT DINAMIKA ATMOSFER
·   Lapisan atmosfer
·   Cuaca dan iklim
·   Klasifikasi tipe Iklim
·   Ciri iklim di Indonesia
·   Dampak perubahan iklim global
·   Research tentang iklim dan pemanfatannya

HUBUNGAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN AKIBAT DINAMIKA HIDROSFER
·   Siklus air
·   Perairan darat dan potensinya
·   Perairan laut dan potensinya
·   Pemanfaatan dan pelestarian perairan darat dalam unit Daerah Aliran Sungai (DAS)
·   Pemanfaatan dan pelestarian laut secara berkelanjutan

MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAM
·   Jenis dan karakteristik bencana alam
·   Sebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia
·   Usaha pengurangan resiko bencana alam
·   Kelembagaan penanggulangan bencana alam   

GEOGRAFI SMA/MAKELAS XI

SEBARAN FLORA DAN FAUNA INDONESIA DAN DUNIA
-     Faktor-faktor yang mempengaruhi sebaran flora dan fauna
-     Sebaran flora dan  fauna di Indonesia
-     Sebaran flora dan fauna di dunia
-     Pemanfataan keanekaragaman hayati Indonesia
-     Konservasi flora dan fauna

SEBARAN BARANG TAMBANG INDONESIA
-     proses pembentukan barang tambang
-     potensi dan persebaran barang tambang
-     eksplorasi dan eksploitasi barang tambang ramah lingkungan
-     pemanfaatan, efisiensi, dan reklamasi lokasi pertambangan.
-     Tata kelola pertambangan

POTENSI GEOGRAFIS INDONESIA
-     Luas dan batas teritorial
-     Potensi fisik dan sosial
-     Potensi geografis untuk ketahanan pangan,
-     Potensi geografis untuk penyediaan bahan industri
-     Potensi geografis untuk energi alternatif

DINAMIKA DAN MASALAH KEPENDUDUKAN
-     Sumberdata kependudukan
-     Kuantitas dan analisis demografi
-     Kualitas penduduk
-     Mobilitas penduduk dan pengendaliannya.
-    Permasalahan kependudukan dan solusinya.

BUDAYA NASIONAL DAN INTERAKSI GLOBAL
-     Sebaran keragaman budaya nasional
-     Identifikasi identitas nasional
-     Interaksi global pengaruhnya terhadap budaya nasional
-     Budaya tradisional sebagai potensi wisata dan ekonomi kreatif

KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM
-     Kegiatan pertanian
-     Kegiatan pertambangan
-     Kegiatan industri dan jasa
-     sumberdaya energi ramah lingkungan dan terbarukan
-     Pemanfaatan sumberdaya alam dengan prinsip ekoefisiensi
-     AMDAL dan ekolabel.

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
-     lingkungan hidup (aliran energi, rantai makanan, siklus biogeokimia)
-     kualitas dan baku mutu lingkungan,
-     pencemaran, perusakan dan resiko lingkungan,
-     faktor-faktor penyebab pemanasan global
-     Implementasi pembangunan berkelanjutan

GEOGRAFI SMA/MAKELAS XII

PENGINDERAAN JAUH UNTUK TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASI
-   Konsep penginderaan jauh (jenis, aspek interpretasi, manfaat dan keunggulan penginderaan jauh)
-   Penginderaan jauh untuk tata guna lahan
-   Penginderaan jauh untuk pengembangan jaringan transportasi

-   Tata kelola dan lembaga penginderaan jauh di Indonesia

PEMETAAN DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMBANGUNAN
-   Dasar-dasar peta dan pemetaan
-   Prinsip Sistem Informasi Geografiis
-   Sumber data dan basis data Sistem Informasi Geografis (SIG).
-   pemanfaatan SIG untuk inventarisasi sumber daya alam dan perencanaan pembangunan.
-   Pemanfaatan SIG untuk kajian kesehatan lingkungan dan mitigasi bencana

INTERAKSI SPASIAL DESA DAN KOTA
-    Pola keruangan desa
-    Pola keruangan kota
-    Interaksi desa dengan kota dalam pembangunan daerah
-    Perkembangan kota dan alih fungsi lahan
-    Interaksi desa-kota kaitannya dengan distribusi barang dan orang serta pengembangan ekonomi wilayah.

PERCEPATAN PERTUMBUHAN WILAYAH
-    Wilayah dan perwilayahan
-    Kutub dan pusat pertumbuhan wilayah
-    Pertumbuhan wilayah berkelanjutan
-    Kajian daya dukung untuk pertumbuhan wilayah
-    Sistem perencanaan wilayah nasional

KAJIAN REGIONAL DAN INTERAKSI ANTARA NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU
-    Sebaran negara-negara berkembang dan negara maju
-    Karakteristik negara berkembang dan negara maju
-    Pola pertumbuhan ekonomi di negara berkembang dan negara maju
-    Jalinan kerjasama ekonomi yang saling menguntungkan antara Indonesia dengan negara sahabat