BAB II
LANGKAH-LANGKAH
PENELITIAN GEOGRAFI MENGENAI
FENOMENA GEOSFER
Studi geografi dalam fenomena geosfer meliputi studi
tentang litosfer, atmosfer, hidrosfer, biosfer dan antroposfer. Pada bab ini
akan dibahas langkah-langkah penelitian geografi terhadap fenomena tersebut.
Penelitian geografi pada hakekatnya merupakan suatu
penerapan dari metode ilmiah. Dalam kaitan ini, pemecahan suatu masalah
didasarkan atas kegiatan berfikir rasional dan empiris, serta teori yang
didukung oleh fakta. Secara garis besar ada
beberapa tahap dalam penelitian ilmiah geografi, yaitu sebagai berikut:
1. Merumuskan masalah: dengan mengajukan
pertanyaan yang bersumber dari teori atau fakta dari lapangan.
2. Mengkaji teori atau berfikir rasional
untuk menentukan jawaban sementara atau dugaan terhadap masalah yang muncul.
Jawabannya sementara dinamakan hipotesis.
3.
Mencari data di lapangan untuk
membuktikan jawaban sementara.
4.
Mengolah data dan menguji kebenaran
jawaban sementara.
5. Menarik kesimpulan, yaitu menetapkan
apakah jawaban sementara pada langkah-langkah diterima atau ditolak.
A. Sifat Studi Geografi
A. Sifat Studi Geografi
1.
Studi Kependudukan
Studi kependudukan termasuk objek studi geografi. Studi kependudukan berkaitan dengan segala aspek yang berhubungan dengan tingkat
kemakmuran penduduk, baik pada suatu wilayah tertentu maupun pada lingkup yang
lebih luas. Ruang lingkupnya tidak hanya terbatas pada aspek demografi, tetapi
juga aspek psikologi dan lain-lain. Masalah kependudukan menyangkut aspek demografi, mental, tradisi. Hubungan antar individu, keruangan, kemakmuran, dan sebagainya.
a.
Masalah kependudukan
Masalah kependudukan secara umum merupakan masalah yang
berkenaan dengan tingkat kemakmuran penduduk yang sangat rendah. Penyebab utama
masalah kependudukan adalah pertumbuhan penduduk yang pesat tetapi tidak
diimbangi dengan pertumbuhan bahan kebutuhan primer.
b.
Penerapan studi kependudukan
Kerangka kerja studi kependudukan meliputi pengumpulan data
dasar kependudukan, intrpretasi data, analisis data hingga penarikan
kesimpulanm tentang permasalahan dan alternatif pemecahan masalahnya. Aspek
kependudukan ini menyangkut komponen yang luas. Pengumpulan data, penyusunan
model permasalahan, dan pemecahan masalahnya tidak dapat dilakukan hanya
melalui bidang studi kependudukan, melainkan harus melalui pendekatan lintas
bidang studi atau pendekatan sistem.
2. Studi Lingkungan
Studi lingkungan menyangkut gejala dan masalah kehidupan
dalam kaitannya dengan lingkungan tempat kehidupan tersebut berlangsung. Studi
lingkungan menrapkan konsep dan prinsip ekologi serta ilmu sosial. Itulah
sebabnya, studi lingkungan dapat dikatakan sebagai penerapan ekologi manusia.
Dalam hubungan manusia dengan
lingkungannya, Patrick
Geddes (ahli biologi, sosiologi, dan geografi dari Scotlandia)
mengemukakan bahwa kehidupan kelompok
Mansuia dalam
lingkungannya dibantu oleh tiga komponen, yaitu:
a.
Tempat (karakter fisik dari lahan)
b.
Orang banyak (keadaan rasial dengan
karakter yang turun temurun)
c. Kerja (cara kerja, aktivitas ekonomi dengan jaminannya yang
menunjang)
Ketiga komponen ini deikenal dengan nama Trilogi Geddes,
yang kemudian diungkapkan sebagai geografi, sosiologi, dan ekonomi. Menurut
Geddes, relasi tiga komponen tersebut merupakan suatu interaksi mutualistis
dalam pembentukan pola keruangan masyarakat.
a.
Masalah lingkungan
Masalah lingkungan seperti erosi, pencemaran, kekringan, dan
banjir termasuk masalah geografi. Disebut masalah geografi karena merupakan
hasil interaksi keruangan angtara faktor manusia dengan faktor alam. Jadi suatu
masalah dikatakan sebagai masalah geografi jika asosiasi, interelasi, dan
interaksi keruangan keadaan alam dengan keadaan penduduk tidak seimbang.
b.
Penerapan studi kelingkungan
untuk meningkatkan kualitas kehidupan.
Ruang muka bumi untuk kehidupan yang layak sudah sangat
terbatas. Sumber daya alam tidak merata di seluruh wilayah. Dua hal tersebut
harus diperhatikan saat melakukan perencanaan yang matang bagi pendayagunaan
muka bumi sengan segala sumber daya yang dimilikinya. Dengan perenacaan yang
matang setelah penelitian yang seksama, maka diharapkan kualitas kehidupan dan
kualitas lingkungan dapat menjadi seimbang tingkat kehidupan dapat ditingkatkan
kualitasnya, sedangkan masalah lingkungan dapat dihindarkan.
Prosedur studi lingkungan bertujuan mencari alternatif
pemecahan masalah lingkungan dan perencanaan sarana kehidupan. Studi lingkungan
hampir sama dengan studi geografi. Perbedaannya terletak pada segi penekanannya. Studi geografi
ditekankan pada relasi keruangannya, sedangkan studi lingkungan lebih ditekankan
pada kemampuan lingkungan untuk menampung kehidupan secara serasi dan lestari.
3.
Studi Sosial
Studi sosial berkatian dengan interelasi ilmu-ilmu sosial
dalam menelaah gejala dan masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Gejala
sosial adalah gejala yang terjadi di masyarakat yang ditimbulkan oleh kondisi,
peristiwa, tingkah laku, dan sikap mansuia sebagai makhluk sosial. Gejala
sosial ini merupakan tanda pengungkapan aspek-aspek kehidupan manusia di
masyarakat. Gejala-gejala sosial dapat diamati dan ditelaah sebab-akibatnya.
Maslah pengangguran, sampah, kenakalan remaja, dan kemacetan lalu lintas Merupakan contoh gejala sosial. Jika gejala sosial telah
menjadi persoalan yang berat sehingga sulit diatasi, maka disebut masalah
sosial.
a.
Pendekatan studi sosial
Pendekatan yang digunakan pada studi sosial adalah
pendekatan multidesipliner dan interdesipliner. Pendekatan ini merupakan ciri
khas studi sosial karena masalah yang dikaji sangat kompleks sebagai hasil
interelasi dari berbagai aspek kehidupan.
b.
Studi geografi
Melalui studi geografi, dapat dikaji masalah sosial
berdasarkan penyebarannya dalam ruang, persamaan dan perbedaan masalah sosial,
dan keunikan masalah sosial di wilayah yang bersangkutan. Masalah- masalah
tersebut dianalisis berdasarkan relasi keruangannya. Relasi keruangan tidak
dapat dilepaskan dari faktor sosial manusianya.
4.
Studi Geografi dalam
Bidang Pertanian
Pertanian sebagai suatu sistem keruangan merupakan perpaduan
antara subsistem fisis dengan subsistem manusia. Komponen subsistem fisis
mencakup antara lain: iklim, hidrografi, tanah dan topografi dengan segala
proses alamiahnya. Sementara itu
komponen subsistem manusia mencakup tenaga kerja, teknologi, tradisi
masyarakat, kemampuan ekomomi, dan kondisi politik setempat. Berdasarkan hasil asosiasi,
relasi dan interaksi semua komponen tersebut, baik secra statis pada waktu kurun tertentu maupun secara dinamis yang
meliputi yang meliputi perkembangan historisnya, dapat dianalisis aspek
keruangan pertanian pada wilayah tertentu.
a.
Pengkajian diferensiasi areal
pertanian
Analisis keruangan sektor pertanian dapat pula dilakukan
terhadap areal pertanian yang cukup luas. Dari areal tersebut kita dapat menentukan perbedaan
antar-area yang lebih kecil berdasarkan subsistem yang kita soroti. Contohnya:
kondisi pengairan, jenis tanah, kemampuan teknologi yang Dimiliki petani, dan
jenis tanaman yang dikembangkan.
b.
Faktor pendukung pertanian
Subsistem umum yang dapat mendukung pengembangan pertanian,
misalnya keadaan tanah, hidrografi, relief permukaan, keadaan iklim, tenaga
kerja, teknologi pertanian, transfortasi, pemasaran, dan usaha menjaga
kelestarian lingkungan.
5.
Studi Geografi dalam
Bidang Industri
Industri
sebagai suatu sistem merupakan perpaduan subsistem fisis dengan subsistem
manusia. Subsistem fisis yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan industri
meliputi komponen: bahan, bahan baku, sumber energi, dan iklim dengan segala
proses alamiahnya. Sementara itu, subsistem manusia yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan industri meliputi komponen tenaga kerja, kemampuan
teknologi, tradisi, situasi politik, keadaan pemerintahan, transfortasi,
konsumen dan pasar. Perpaduan semua komponen
inilah yang mendukung maju atau mundurnya suatu industri. Bidang pengkajian
geografi meliptui relasi, asosiasi, dan interaksi antara komponen-komponen
suatu ruang.
a.
Sorotan geografi
Sorotan
geografi pada aspek industri terletak pada ineterelasi keruangan, komponen, dan
pengorganisasian ruang dalam mengembangkan industri. Indonesia yang masih pada
tahap awal perkembangan industri perlu memperhitungkan tata ruang agar tidak
menjadi masalah sosial & lingkungan
b.
Penerapan tekonologi tepat
Dalam
kajian geografi, aspek keruangan pembangunan industri terkait dengan penerapan
teknologi tepat, penentuan lokasi dan penyebarannya, serta deferensiasi areal
industri. Dalam kaitan ini, penerapan teknologi adaptif pada sektor industri,
berarti:
1) Tepat sesuai dan serasi dengan kondisi fisik geografi wilayah yang dikembangkan sektor industrinya. Penerapan teknologi tersebut tidak menimbulkan erosi, kekeringan, dan pencemaran.
2) Tepat sesuai dan serasi dengan kondisi ekonomi setempat. Konsisi ekonomi masyarakat masa transisi umumny masih agraris. Oleh karena itu penerapan teknologi adaptif harus menunjang dan membantu sektor agraris.
3) Tepat sesuai dan serasi dengan kondisi demografi setempat. Untuk Indonesia, saat ini harus diterapkan teknologi padat karya, terutama bagi wilayah yang padat penduduknya.
4) Dapat memberikan lapangan usaha dan lapangan kerja baru bagi penduduk setempat, terutama bagi di sektor pertanian yang sudah jenuh.
1) Tepat sesuai dan serasi dengan kondisi fisik geografi wilayah yang dikembangkan sektor industrinya. Penerapan teknologi tersebut tidak menimbulkan erosi, kekeringan, dan pencemaran.
2) Tepat sesuai dan serasi dengan kondisi ekonomi setempat. Konsisi ekonomi masyarakat masa transisi umumny masih agraris. Oleh karena itu penerapan teknologi adaptif harus menunjang dan membantu sektor agraris.
3) Tepat sesuai dan serasi dengan kondisi demografi setempat. Untuk Indonesia, saat ini harus diterapkan teknologi padat karya, terutama bagi wilayah yang padat penduduknya.
4) Dapat memberikan lapangan usaha dan lapangan kerja baru bagi penduduk setempat, terutama bagi di sektor pertanian yang sudah jenuh.
6.
Studi Geografi dalam
Bidang Transportasi dan komuniukasi
Studi
geografi dalam bidang transportasi dan komunikasi merupakan studi tentang
gejala dan masalah geografi yang lebih dinamis dibandingkan mengkaji gejala
pada lokasi tertentu. Dengan mengkaji transportasi dan komunikasi, kita dapat
mengungkapkan difusi, interaksi keruangan, serta kemajuan atau keterbelakangan
suatu daerah. Oleh karena itu pengembangan transportasi dan komunikasi dapat
digunakan sebagai sarana prasarana dan untuk memajukan daerah terpencil.
a.
Penerapan teknologi
Kemajuan
teknologi dalam bidang transportasi dan komunikasi telah memperpendek jarak di
muka bumi. Daerah yang semula terpencil bisa menjadi daerah yang utama. Daerah
yang berpotensi tinggi dapat dikembangkan menjadi daerah yang produktif.
b.
Manfaat kemajuan teknologi transportasi dan
komunikasi
Melalui
kemajuan teknologi transportasi dan komunikasi (radio, TV, dan telepon) kita
dapat
mengetahui
peristiwa di luar jangkauan penglihatan kita. Sekarang, kita dapat mendengar
kejadian, menyaksikan peristiwa penting, dan pertandingan oleh raga yang
berlangsung di luar negeri.
Teknologi
komunikasi dan transportasi saat ini belum dapat menjangkau seluruh penjuru di
permukaan bumi. Oleh karena itu,
daerah-daerah yang terpencil dan sulit dicapai tersebut perlu
ditingkatkan perkembangan teknologinya.
7.
Studi Geografi dalam
Bidang Sumber Daya
Daya
dukung sumber daya, selain dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk (konsumen),
juga dipengaruhi oleh kemajuan ilmu dan teknologi. Kuantitasw penggunaan sumber
daya umumnya berkorelasi positif dengan pertumbuhan penduduk. Sementara itu
kualitas dan kuantitas eksplorasinya sangat dipengaruhi oleh kemajuan dan
penerapan teknologi.
Sumber
daya dapat diperbaharuhi suatu ketika dapat berubah menjadi sumber daya yang
tidak dapat diperbaharui. Sumber daya yang dapat diperbaharui dapat
dikelompokkan menjadi sumber daya nabati
(hutan, pertanian, perkebunan, dan vegetasi alam lainnya), sumber daya hewani
(hewan liar, hewan ternak, dan perikanan, dan sumber daya abiotik yang terjadi
karena proses dan kekuatan gejala alam.
Sumber daya di bumi banyak sekali ragamnya, antara lain di bidang
pertanian, perkebunan, peternakan, dan pertambangan. Konsep yang harus
diperhatikan dalam eksploitasi barang tambang serta pengelolaan sumber daya di
bidang pertanian, kehutanan, peternakan, dan lain-lain, yaitu sebagai berikut:
a.
Untung rugi dari eksploitasi dan cadangan barang
tambang.
b.
Dukungan sarana – prasarana teknologi
c. Faktor
keamanan dan kelestarian lingkungan hidup.
8.
Studi Geografi dalam
Bidang Permukiman
Pemukiman
merupakan bagian dari muka bumi yang dihuni oleh manusia. Hal ini meliputi
segala prasarana dan sarana penunjang kehidupan penduduk yang menjadi satu
kesatuan dengan tempat tinggalnya.
Luas
muka bumi tidak bertambah, bahkan relatif bertambah sempit karena jumlah
manusia terus-menerus bertambah. Mula-mula manusia memilih ruang geografi untuk
permukimannya di wilayah-wilayah yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Manusia memilih tempat-tempat yang cukup air, tanahnya subur memberikan
kemudahan untuk lalu-lintas dan angkutan, memberikan kemudahan untuk mencari
lapangan kerja, terlindung dari hewan buas, dan lain-lainnya.
Akan tetapi
akibat pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, daerah-daerah yang kurang
baik juga dijadikan tempat tinggal. Lahan yang tidak stabil, terlalu miring,
daerah yang tidak sehat, atau daerah yang kotor pun akhirnya ditempati oleh
manusia. Ada dua macam permukiman, yaitu sebagai berikut:
a.
Permukian di daerah pedesaan
Kondisi
daerah pedesaan masih memberikan ruang yang cukup luas untuk bermukim. Masalah
permukimannya tidak begitu kompleks deibandingkan permukiman di daerah
perkotaan. Daerah pedesaan umumnya identik dengan daerah pertanian, dan pola
permukimannya dipengaruhi oleh pertanian yang bersangkutan. Permukiman yang
rapat cenderung berkembang di daerah yang tanahnya subur.
b.
Permukiman di daerah perkotaan
Permukiman
di daerah perkotaan mempunyai masalah yang lebih kompleks daripada di daerah
pedesaan. Penduduk daerah perkotaan sangat beraneka ragam, baik menyangkut
jenis pekerjaan, pendapatan, pendidikan, dan kondisi sosial budaya lainnya.
Tempat yang dihuni penduduk di daerah perkotaan juga sangat bervareasi mutunya.
Mulai dari gedung biasa dan gedung bertingkat, hingga gubuk yang tidak layak
untuk dihuni manusia.
Perbedaan
permasalahan permukiman di pedesaan dan perkotaan disebabkan oleh faktor-faktor
yang berbeda antara kedua daerah tersebut. Secara umum, faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan permukiman, yaitu faktor fisik,
sosial, budaya, ekonomi, politik, dan lain sebagainya. Faktor-faktor tadi
menjadi landasan perkembangan permukiman tersebut selanjutnya
B. Pendekatan analisa Studi
Geografi
Metode
pendekatan yang khas pada geografi adalah pendekatan keruangan. Pelaksanaan
pendekatan keruangan harus tetap berdasarkan prinsip-prinsip geografi yang
berlaku. Prinsip-prinsip tersebut adalah prinsip penyebaran, interelasi,
deskripsi, dan korologi. Metode pendekatan yang termasuk pendekatan keruangan,
yaitu:
a. Pendekatan topik,
Dalam
mempelajari masalah geografi di suatu wilayah, seorang peneliti dapat
mengadakan pendekatan pada topik tertentu yang menjadi perhatian utama. Sebagai
contoh, topik yang menjadi perhatian utama adalah kelaparan, sehingga masalah
kelaparan menjadi sorotan utama dalam pendekatan yang digunakan.
Kelaparan di daerah tersebut diungkapkan
jenis-jenisnya, penyebabnya, penyebarannya, intensitasnya, ineterelasinya dengan
fenomena lain, serta keterkaitannya dengan masalah lain secara keseluruhan.
Hal yang
menjadi pegangan pokok dalam melakukan pendekatan topik adalah hubungan faktor
keruangan dengan fenomena atau topik yang diteliti. Faktor-faktor geografis,
seperti manusia dan keadaan lingkungan fisik, tidak boleh diabaikan. Dengan
landasan keruangan ini, karakt
eristik masalah kelaparan di suatu wilayah dapat diungkap.
eristik masalah kelaparan di suatu wilayah dapat diungkap.
b. Pendekatan aktivitas manusia
Pada pendekatan aktivitas manusia, perhatian utama diarahkan kepada aktivitaws manusia. Pertanyaan pada jenis pendekatan ini adalah bagaimana kegiatan manusia atau penduduk pada suatu daerah atau wilayah.
Pada pendekatan aktivitas manusia, perhatian utama diarahkan kepada aktivitaws manusia. Pertanyaan pada jenis pendekatan ini adalah bagaimana kegiatan manusia atau penduduk pada suatu daerah atau wilayah.
Aktivitas
penduduk ini dapat ditinjau dari persebarannya, interelasinya dan deskripsinya
dengan fenomena lain yang berkenaan dengan aktivitas itu. Ditinjau dari
persebarannya, jenis-jenis aktivitas dapat dibedakan sehubungan dengan mata pencaharian
penduduk. Contohnya, aktivitas penduduk di daerah pegunungan, di dataran
rendah, di pinggir sungai, dan di pantai.
Berdasarkan
persebaran kegiatan penduduk dapat diungkapkan keterkaitannya dengan kesuburan
tanah, hidrografi, jaringan komunikasi dan transportasi, ketinggian wilayah,
dan faktor-faktor geografis lainnya. Oleh karena itu dapat dibuat atau
deskripsi tentang aktivitas penduduk berdasarkan interelasi keruangan dengan
fenomena lain sebagai sistem keruangan.
c c. Pendekatan regional
Pengertian
regional adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang memiliki karakteristik
tertentu yang khas sehingga membedakan wilayah tersebut dengan wilayah-wilayah
lain.
Pendekatan
regional berarti mengkaji suatu fenomena atau suatu masalah berdasarkan region
tempat terjadinya fenomena atau masalah tersebut. Penekanan utama pendekatan
ini bukan pada topik atau aktivitas manusia melainkan pada region yang
merupakan ruang atau lokasinya. Sebagai contoh dalam melakukan studi tentang
kelaparan tersebut berdasrkan wilayah. Pertanyaan yang dapat dikemukakan adalah
di mana terjadi kelaparan. Hasil akhirnya adalah penjelasan mengenai persebaran
fenomena atau masalah kelaparan.
Berdasarkan
persebaran, dapat pula diungkapkan sebab terjadinya keparan di region atau
wilayah yang bersangkutan. Selanjutnya, dapat diungkapkan interelasi dan
interaksi gejala kelaparan dengan gejala-gejala lain pada region yang sama. Dan
hasil pendekatan regional menggunakan prinsip-prinsip geografi yang dibuat deskripsi mengenai masalah
kelaparan pada wilayah yang bersangkutan.
C.
Metode Analisis Geografi
1. Tujuan Penelitian Geografi
Tujuan penelitian geografi dapat dinyatakan sebagai berikut
:
a. Menerapkan
hasil penelitian geografi bagi kepentingan pemecahan masalah sosial, khususnya
di wilayah penelitian, dan diseluruh wilayah yang mengalami masalah yang sama.
b. Menerapkan
hasil penelitian geografi bagi kepentingan hidup manusia masa kini dan masa
yang akan datang
c. Menyumbangkan
hasil penelitian geografi bagi perencanaan dan pengembangan daerah, sertabagi
kepentingan perencanaan dan pengembangan kehidupan.
d. Mengkaji
kebenaran hipotesis yang diajukan terhadap masalah yang diteliti.
e. Menyumbangkan
konsep, teori, atau prinsip baru yang ditemukan pada penelitian bagi
kepentingan imu geografi.
2.
Unsur-unsur Pokok dalam Penelitian Geografi
Perhatikan flow chart (peta
aliran) kerangka penelitian geografi berikut ini.
Berdasarkan langkah penelitian yang telah disajikan
pada peta aliran di atas, ada beberapa unsur paokok dalam penelitian
a. Perumusan masalah
Masalah
adalah hal yang mengandung persoalan, yang membutuhkan pemecahan. Dengan
demikian, tidak semua hal mengandung persoalan atau tidak semua hal dapat
menjadi masalah. Masalah geografi sekurang-kurangnya menyangkut tiga persoalan
pokok:
1)
Apa masalahnya (berkaitan dengan gejala)
2)
Di mana msalah terjadi (berkaitan dengan lokasi dan
ruang)
3) Mengapa
masalah terjadi (berkaitan dengan relasi, interelasi, dan interaksi gejala
tersebut dengan gejala-gejala lain).
Kita
ambil contoh masalah pencemaran. Berdasarkan apa yang telah dikemukakan di
atas, masalah pencemaran harus dapat diungkapkan dari tiga persoalan pokok
berikut.
1) Apa
(what)? Jawabannya adalah pencemaran
2) Di mana
(where)? Jawabannya harus mengungkapkan lokasi dan ruang tempat pencemaran itu
terjadi.
3) Mengapa
(why) ? Jawabannya harus mengungkapkan mengapa di daerah tersebut terjadi
pencemaran.
b. Kajian teori dan pengajuan hipotesis
Setelah menemukan
masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian, langkah berikutnya adalah
menentukan jawaban sementara atau dugaan jawaban terhadap pertanyaan tersebut.
Dalam metode ilmiah, dugaan jawaban disebut hipotesis, yaitu jawaban yang masih
dangkal dan perlu diuji kebenarannya.
Untuk
membuat hipotesis, kita harus bertolak dari teori geografi yang sudah ada. Ada
beberapa syarat yang harus dimiliki oleh suatu hipotesis yang baik yaitu:
1) Dapat
dipercaya dan masuk akal.
2) Merupakan
untkapan keteraturan pikiran.
3) Memberikan
peluang untuk pengujian empiris.
Hipotesis dapat dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut:
1) Hipotesis dalam bentuk pertanyaan
Contoh: Apakah derajad
pencemaran di daerah Sumber Jaya erat hubungannya dengan pertumbuhan industri
di daerah tersebut? Untuk menerima, menolak, atau menetralkan hipotesis
tersebut, kita harus mengumpulkan data yang relevan kemudian menganalisisnya.
2) Hipotesis nol
Hipotesis nol bersifat netral atau tidak memihak pada salah satu
domisasi vareabel yang menjadi pokok persoalan pada masalah yang kita teliti.
Agar penelitian tidak berat sebelah kita dapat mengajukan hipotesis lain yang
berbeda dengan hipotesis nol yang dapat memperkuat penelitian yang akan kita
lakukan. Hipotesis lain yang dikemukakan ununtuk mengimbangi hipotesis nol,
disebut hipotesis alternatif. Jika hipotesis nol terhadap masalah pencemaran
kita nyatakan sebagai berikut: Derajat pencemaran di daerah Sumber Jaya Tidak
ada hubungannya dengan pertumbuhan industri di daerah yang bersangkutan. Maka
hipotesis alternatif yang dapat diajukan terhadap hipotesis nol, misalnya:
• Derajat
pencemaran di daerah Sumber Jaya erat swekali hubungannya dengan pertumbuhan
industri di daerah yang bersangkutan.
• Pertumbuhan
industri di daerah Sumber Jaya berkorelasi positif dengan derajat
pencemaran di daerah yang bersangkutan
• Pertumbuhan
industri di daerah Sumber Jaya mungkin menjadi dasar peningkatan derajat
pencemaran di daerah yang bersangkutan
3)
Hipotesis yang memberikan peluang jawaban ya,
tidak, dan mungkin
• Pertumbuhan
derajat pencemaran di daerah Sumber Jaya merupakan fungsi dari pertumbuhan
industri di daerah yang bersangkutan.
• Pertumbuhan
industri di daerah Sumber Jaya menjadi dasar peningkatan derajat pencemaran di
luar daerah yang bersangkutan.
• Pertumbuhan
jenis industri tertentu di daerah Sumber Jaya mungkin menjadi dasar peningkatan
derajat pencemaran di daerah setempat.
c. Pengumpulan data untuk menguji
kebenaran hipotesis
Setelah masalah dirumuskan
dan hipotesis diajukan atas dasar berpikir rasional, maka langkah berikuthnya
adalah melakukan kegiatan lapangan untuk mengumpulkan data guna menguji
kebenaran hipoteis. Ingat, bahwa suatu hipotesis tidak selalu harus benar aqtau
diterima. Suatu hipotesis bisa saja salah, tergantung fakta dan data yang
ditemukan dari lapangan.
Teknik pengumpulan data
penelitian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Analisis isi media massa
Teknik ini berupa pengumpulan
data dengan menganalisis isi media masa. Contohnya, di dalam etika massa dimuat
uraian dan data tentang kemasyarakatan, perkembangan bank, dan perkembangan
perekonomian.
2) Observasi langsung
Teknik
observasi langsung adalah pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan
gejala langsung pada objek yang berada di tempat kejadian. Syarat dalam
menggunakan metode observasi, antara lain :
• Metode observasi dapat dilakukan
secara bebas atau menggunakan daftar isian yang telah disiapkan, dapat
menggunakan rekaman suara, atau gambar.
• Semakin banyak objek yang
diamati, semakin sulit pengamatannya.
• Sistem dan prosedur yang
dilakukan secara cermat, jujur, objektif terhadap data yang relevan.
•
Pengamat
harus memahami apa yang akan dicatat dan dikumpulkan.
Pencatatan
hasil observasi dilakukan dengan mengisi formulir yang telah disediakan. Tujuan
memakai formulir pencatatan, yaitu :
•
Memudahkan
dalam merekam kejadian, proses dan gejala sosial.
•
Mencatat
segala kejadian dan proses di lapangan.
•
Membantu
menguatkan data lain ayng terkumpul.
•
Menjaga
agar hasil pengamatan mudah diketahui pihak lain.
• Dapat diformulasikan kembali
sehingga dapa tmenggambarkan suatu keadaan.
3) Observasi tidak langsung
Teknik observasi tidak langsung
adalah pengamatan dan pencatatan gejala pada objek penelitian secara tidak
langsung.
4) Wawancara langsung (tatap muka)
Teknik
wawancara langsung adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan kontak
langsung dengan sumber data, misalnya mendengarkan ceramah atau tanya jawab
langsung. Dalam hal ini, pewawancara bertanya dan mencatat hasil wawancara.
Dalam melaksanakan pencatatan, peneliti bisa memilih salah satu atau kombinasi
dari cara-cara sebagai berikut:
• Pencatatan menggunakan alat
bantu, misalnya alat perekam digital
•
Pencatatan
dilakukan secara langsung pada saat wawancara berlanmgsung.
•
Pencatatan
dilakukan setelah wawancara berlangsung.
5) Wawancara tidak langsung
Teknik
wawancara tidak langsung adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan
komunikasi secara tidak langsung, misalnya lewat angket atau kuesioner.
Keuntungan wawancara melalui metode angket, yaitu:
•
Angket
dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden
•
Peneliti
tidak perlu hadir sebab daftar angket dapat dikirim melalui pos.
• Responden bebas menjawab jujur
dan tidak malu-malu ketika menjawab.
• Angket bersifat standar karena
pertanyaannya sama untuk semua orang.
•
Angket dapat dijawab oleh responden menurut
waktu yang terdesia.
Ada
beberapa pedoman untuk membuat pertanyaan pada angket, yaitu:
• Perlu kata pengantar yang berisi
tujuan dan harapan penelti.
•
Pertanyaan
dimulai dari yang mudah ke pertanyaan yang sulit.
•
Bahasa
dan kata-kata yang digunakan mudah dipahami
•
Setiap
pertanyaan hanya menanyakan satu hal
•
Pertanyaan
harus dihindarkan dari praduga yang belum tentu benar.
•
Pertanyaan
harus dihindarkan dari hal-hal yang menyangkut harga diri dan bersifat pribadi.
•
Perttanyaan
harus dihindarkan dari pengertian ganda.
6) Studi dokumenter (bibliografi)
Teknik studi dokumenter adalah
pengumpulan data dengan menggunakan sumber dokumen tertulis yang berhubungan
dengan masalah penelitian, misalnya dari sumber dokumen, buku, koran, dan
majalah.
d.
Penggunaan sampel
Sampel adalah bagian dari populasi (contoh) yang mewakili populasi yang
bersangkutan. Kriteria mewakili diambil dari keseluruhan sifat atau
generalisasi yang ada pada populasi. Oleh karena itu, sebelum menentukan sampel
dari suatu populasi, kita harus memiliki pengetahuan tentang populasinya.
Terlebih dulu kia harus membuat estimasi (rata-rata sifat) populasi yang akan
diambil sampelnya.
Nilai rata-rata suatu popiulasi disebut parameter. Sampel yang baik,
sekurang kurangnya sama dengan 95% dari parameter. Berdasarkan kenyataan bahwa
kondisi geografi suatu objek penelitian atau suatu populasi penelitian geografi
jarang sekali ada yang homogen, maka penarikan sampel banyak macamnya.
Ketentuan jenis sampel, selain harus memenuhi syarat mewakili populasi, juga
dipengaruhi oleh sifat populasi. Kriteria jenis sampel dan pemilihannya
dipengaruhi pula oleh jenis kebutuhan, analisis data untuk menguji hipotesis,
dan pengambilan kesimpulan hasil penelitian.
Tidak ada ketentuan yang pasti mengenai ukuran sampel. Angkanya dapat
berkisar antara 10% sampai 25% dari populasi. Makin besar populasi, jumnlah
sampelnya bisa makin kecil, atau sebaliknya. Pada penelitian geografi,
pemilihan sampel dapat dilakukan terhadap ruang atau daerah (sampel area).
Dapat pula terhadap kasus, individu, atau gejalanya. Hal inibergantung pada
gejala atau masalah yang sedang diteliti. Pada penelitian geografi, jumlah,
jarak, luas, ketinggian, tingkat kesuburan, dan lain-lain dapat dijadiukan
sifat atau karakter untuk kriteria penarikan sampel.
Pemiliah sampel dari populasi dapat dilakukan dengan
bebrapa cara, yaitu:
1) Sampel acak sederhana
Pengambilan sampel ini dilakukan secara acak. Maksudnya tiap unit atau
anggota populasi diberi nomor, kemudian diambil secara acak (random),
masing-masing unit dalam sampel memiliki peluang yang sama untuk dipilih.
2) Sampel bertingkat (berstrata)
Sampel bertingkat adalah sampel yang diambil dengan cara membagi
populasi menjadi kelas atau tingkat, misalnya strata umur, pendidikan, dan
ekonomi. Anggota sampel diambil dari setiap kelas sehingga setiap kelas
terwakili dalam sampel. Sampel bertingkat digunakan bila anggota populasi
memiliki perbedaan karakteristik yang dapat mempengarughi variabel dalam
penelitian.
3) Sampel sistematik
Sampel ini diambil dengan cara membuat daftar anggota populasi secara
berurut, kemudian ditentukan satu nomor patokan sebagai titik awal. Pengambilan
sampel nomor selanjutnya ditentukan secara sistematik menurut inbterval
tertentu.
4) Sampel cluster
Dalam
sampel culster, populasi dibagi atas kelompok menurut area atau cluster, dengan
anggota yang tidak perlu homogen. Kemudian, dari sampel cluster ini dipilih
lagi anggota unit yang bisa diambil dari seluruh elemen cluster tersebut.
5) Sampel kuota
Pengambilan sampel seperti yang dilakukan dengan cara menentukan strata
(lapisan) terlebih dahulu berdasarkan sifat yang dianggap memiliki pengaruh
paling dominan terhadap variabel yang diteliti. Kemudian, jumlah anggota setiap
strata ditentukan berdasarkan kuota.
6) Sampel sebanding (proportional sample)
Pengambilan sampel ini hampir sama dengan sampel kuota. Sampel ini
diperoleh dengan cara mengambil anggota strata sedimikian rupa sehingga setiap
strata diwakili oleh sejumlah anggota yang sebanding dengan ukuran strata.
7) Sampel bertujuan (purpousive sample)
Sampel
bertujuan merupakan cara pengambilan sampel dengan tujuan tertentu. Dalam
pengambilkan sampel ini, unsur random tidak berperan penuh karena anggota
sampel dipilih sedemikian rupa sehingga sampel memiliki sifat-sifat yang
dipunyai oleh populasi.
e. Teknik analisa geografi
1) Pengelompokkan, pengolahan, dan penyajian data dengan statistik
Data
yang telah terkumpul, baik melalui observasi, wawancara, maupun komunikasi
tidak langsung, perlu dikelompokkan untuk memudahkan dalam pengolahan data.
Dalam mengelompokkan data, perlu dibedakan antara data kualitatif, data kuantitatif,
data pribadi, data primer, data sekunder, data tertulis, data lisan, dan data
relevan yang selanjutnya diolah dengan menggunakan statistik.
Untuk pengolahan data statistik, weperti ukuran tendensi sentral
(modus, median, dan mean) telah kita pelajari pada pelajaran matematika.
2) Pengelompokkan, pengolahan data, dan penyajian data secara deduktif.
Pemecahan masalah secara deduktif didasarkan pada berpikir rasional
melalui telaah kepustakaan, data, dan tabel, dan grafik yang ada. Kemudian kita
menerjemahkan isi dan maksud uraian dalam buku, tabel, dan grafik tersebut.
f.
Perumusan kesimpulan dan saran
Dalam
laporan penelitian dan laporan ilmiah, pada bab penutup biasanya disampaikan
kesimpulan dan saran. Kesimpulan menunjukkan implikasi, hubungan, dan hasil
dari uraian yang telah dibicarakan. Untuk melihat ketepatan dan kewajaran suatu
kesimpulan, maka perlu dijawab pertanyaan beriktu:
1) Apakah
kesimpulan merupakan jawaban langsung terhadap masalah dan tujuan penelitian.
2) Apakah
perumusan kesimpulan telah jelas dan teliti.
3) Apakah
kesimpulan langsung berhubungan dengan pembuktian mengenai benar atau tidaknya
hipotesis?
4) Apakah
kesimpulan dapat diperkuat dengan adanya bukti-bukti dalam uraian?
5) Apakah
kesimpulan diperoleh dari hasil pertimbangan yang tidak memihak terhadap data?
6)
Apakah kesimpulan terlalu luas sehingga melebihi
batas generalisasi?
Sementara
itu, beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam memberikan saran adalah
sebagai beriktu:
1) Jangan
memberikan saran pada hal-hal yang sudah terjadi
2) Jangan
memberi saran yang hanya bersifat menggarisbawahi.
3) Saran
bersifat membangun
4) Saran
yang rasional
5) Saran
yang objektif
3.
Penyajian Hasil Penelitian Geografi
Secara lengkap susunan (format) dalam menyajikan
karya tulis adalah sebagai berikut:
1) Bagian Pembukaan,
Bagian pembukaan meliputi :
Judul Karya Tulis / Penelitian
Halaman pengesahan (Kepala Sekolah)
Halaman persetujuan (Guru pembimbing)
Halaman persembahan dan Motto (apabila perlu)
Kata pengantar
Abstrak
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
2) Bagian
Isi
Bagian isi meliputi:
Bab I Pendahuluan
A. Latar
belakan Masalah
B. Rumusan
permasalahan
C. Tujuan
penelitian
D. Manfaat
Penelitian
Bab II Landasan Teori
A. Telaah
Pustaka
B. Landasan
Teoritik
C. Hipotesis
Bab III Metodologi Penelitian
A.
Identifikasi Variabel
B.
Populasi dan Penentuan Sampel Penelitian
C.
Metode Pengumpulan Data
D.
Model Analisis dan Teknik Analisis (Apabila
menggunakan Statistik)
Bab IV Analisis Data
A. Latar
Belakang Objek penelitian
B.
Analisis Data
3) Bagian Penutup
Bagian penutup meliputi:
Bab V Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
D.
Publikasi
Hasil Penelitian Geografi
1. Persyaratan Penulisan Laporn Penelitan Geografi
Dalam menulis laporan, kita seperti sedang bercerita.
Agar tulisan kita dapat dipahami oleh pembaca, maka harus diperhatikan
persyaratan sebagai berikut:
a.
Harus tahu betul kepada siapa laporan ditujukan
b.
Harus disadari bahwa pembaca laporan tidak ikut dalam
kegiatan penelitian oleh akrena itu lsngksh demi langkah dalam penulisan
laporan harus dikemukakan secara jelas.
c. Mengingat
latar belakang pendidikan, pengetahuan, pengalaman, dan minat pembaca laporan
beragam, maka laporan hasil penelitian harus mudah diterima oleh setiap
pembaca.
d.
Laporan penelitian harus jelas dan meyakinkan pembaca.
2. Teknik Menulis Karya Ilmiah Geografi
Menulis karya ilmiah berbeda dengan membuat tulisan
atau karangan pada umumnya. Ada kaidah atau aturan tertentu dalam penulisan
karya ilmiah yang menyangkut teknik menulis dan notasi ilmiah.
a. Teknik Menulis
Secara umum teknik menulis karya ilmiah adalah
sebagai berikut:
1) Karya
ilmiah ditulis dua spasi
2) Batas
pengetikan diatur agar dihasilkan ketikan berjarak 4 cm dari pinggir kanan dan
atas, dan 3 cm dari pinggir kiri dan bawah.
3) Alenia baru
diketik menjorok ke dalam sebanyak tujuh ketukan.
4) Angka
sepuluh ke dawah ditu;is dengan huruf kecuali yang disertai satuan seperti cm,
kg, dan ukuran lainnya
5) Singkatan
hanya diperkenankan untuk yang sudah lazim, se[erti sbb, dst, serta satuan ukuran
seperti kg, m, dan cm.
6) Setiap
halaman harus diberi nomor dengan angka biasa (arab)
7)
Nomor halaman ditempatkan pada bagian bawah di tengah
8) Nomor
halaman untuk bagian awal seperti halaman judul, kata pengantar, daftar isi,
dan daftar tabel menggunakan huruf romawi kecil, dan ditempatkan di tengah
bagian bawah.
9) Judul
Bab ditulis dengan huruf besar di tengah bagian ataws. Nomor bab menggunakan
angka romawi besar.
10) Subjudul
diberi nomor urut dengan angka biasa ditulis dengan huruf kecil, dan bisa
diberi garis bawah.
11) Apabila dalam karya tulis terdapat
kutipan dari buku atau majalah ilmiah, isi kutipan harus sama dengan aslinya,
baik bahasa, ejaan, maupun tanda bacanya.
12)
Kutipan yang panjangnya lebih dari lima baris diketik
satu spasi, sedangkan yang kurang dari lima baris diketik dua spasi dan
dimasukkan dalam teks biasa dengan memakai tanda petik pada awal dan pada akhir
kutipan.Bila dalam kutipan ada beberapa kata yang akan dihilangkan karena tidak
perlu, maka bagian yang dihilangkan diganti dengan tanda titik sebanyak tiga
buah. Namun bila bagian yang dihilang kan ada satu kalimat, gantilah dengan tanda
titik-titik satu baris.
13) Hindari
penggunaan b ahasa asing sepanjanjang ada padanannya dalam bahasa Indonesia.
Bila terpaksa, tulis kedua-duanya yakni bahasa Indonesia, kemudian bahasa
asingnya di dalam kurung. Contoh: uji coba (tryout).
14) Gunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Perhatikan ejaan, tanda baca, pemenggalan
kata, dan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang berlaku.
15) Apabila
ada tabel, berilah judul tabel dan nomor tabel. Judul tabel diketik dengan
huruf kecil. Nomor tabel dengan angka biasa.
16)
Daftar pustaka diurutkan berdasarkan abjad nama
pengarangnya. Penulisannya harus lengkap, yakni nama pengarang, judul karangan,
nama penerbit, tempat diterbitkan, tahun penerbitan. Nama pengarang orang
Indonesia ditulis sebagaimana biasa, sedangkan pengarang asing namanya dibalik.
Misalnya nama aslinya Harold Alber, ditulis menjadi Alber, Harold. Nama
pengarang yang sama dalam Dengan judul buku yang berbeda tidak usah ditulis dua
kali, cukup satu kali untuk buku yang pertama. Buku yang kedua penulisan
namanya diganti dengan garis. Simak contoh berikut.
17) Di luar
aturan penulisan daftar bacaan atau daftar pustaka di atas, masih ada aturan
lain, terutama susunannya. Aturan manapun bisa digunakan asalkan penggunaannya
konsisten (langkah-langkahnya berurutan)
18) Dalam
daftar pustaka dimasukkan buku, majalah ilmiah, artikel di media massa, jurnal
penelitian, makalah ilmiah, kamus, dan ensiklopedia. Apabila tidak ada nama
pengarangnya, penulisan dimulai dari judul bukunya.
b. Notasi ilmiah
Notasi ilmiah digunakan terutama untuk menulis
kutipan. Ada beberapa aturan yang bisa digunakan untuk menulis klutipan.
- Kutipan dengan
singkatan dan catatan kaki
Setiap
kutipan diberi nomor urut di akhir kutipan dan diketik agak ke atas. Stiap
nomor kutipan diberi catatan kaki (footnotes)
di bagian bawah. Catatan kaki ditulis lengkap, nama pengarang, judul
buku, nama penerbit, tempat diterbitkan, tahun penerbitan, dan nomor halaman
yang dikutip. Sumber kutipan yang telah disebut bila akan digunakan labi, tidak
perlu ditulis lengkap, tetapi cukup dengan menggunakan singkatan:
• Ibid digunakan untuk menyatakan sumber yang sama yang
telah disebut sebelumnya, tanpa diselang oleh sumber lain dan menunjuk pada
halaman yang berbeda.
• Op, cit. deigunakan untuk menyatakan sumber yang sama yang
telah disebut sebelumnya, tetapi Telah diselang
oleh sumber lain dan menunjuk pada halaman yang berbeda.
• Loc. Cit. digunakan untuk menyatakan sumber yang sama, yang
telah disebut sebelumnya dan menunjuk kepada halaman yang sama.
Catatan
kaki ditempatkan pada halaman tempat kutipan tersebut berada. Perhatikan contoh
penulisan catatan kaki berikut :
1) Nata
Suhana, Proses Pembuatan Peta, CV.
Sinar Solo, Surakarta, 2012, hal. 70
2) Ibid,
hal. 88
3) Emil
Salim, Perencanaan Pembangunan dan
Pemerataan Pendapatan, Yayasan Idayu, Jakarta 1990, hal. 78
4) Sarsito
Hendro, Teori-Teori Pemetaan,
CV. Sinar Solo, Surakarta, 2012. hal. 62
5) Emil
Salim, op. cit. hal 80
6) Sarsito
Hendro, loc. cit.
2) Kutipan tanpa catatan kaki
Tidak
selalu kutipan dalam karya tulis menuntut adanya catatan kaki pada halaman di
tempat kutipan itu. Akan tetapi, pada akhir kutipan disertakan keterangan nama pengarang,
tahun penerbitan, dan halaman yang dikutip. Contoh: Pendidikan dapat diartikan
sebagai usaha manusia dalam memanusiakan manusia. (Haryanto. 2012:12), artinya,
pernyataan “Pendidikan adalah usaha manusia dalam memanusiakan manusia”,
dikutip dari Haryanto yang diterbitkan tahun 2012 pada hal. 12 nama buku dan
penerbitmya dicantumkan pada akhir bab tulisan, tidak dibuat catatam kaki. Cara
ini lebih praktis
- Publikasi Penelitian Geografi dalam Bentuk Makalah
Seperti
karya tulis lainnya, makalah harus mengandung permasalahan yang menurut
pemecahan, metode pemecahan masalah, hasil pemecahan masalah, dan kesimpulan.
Aturan penulisan makalah sama dengan penulisan karya ilmiah. Berdasarkan metode
pemecahan masalah, dibedakan dua jenis makalah, yakni makalah deduktif (makalah
yang pemecahan masalahnya didasarkan atas pemikiran rasional atau melalui
telaah kepustakaan) dan makalah induktif (makalah yang pemecahan masalahnya
didasarkan atas pemikiran empiris melalui data dan fakta yang diperoleh di
lapangan).
Dalam
uraian ini akan dijelaskan isi dan sistematika makalah, prosedur penyusunan
makalah, dan beberapa teknik menyiapkan makalah.
- Isi dan sistematika makalah geografi
Setiap
makalah harus diberi judul. Judul makalah hendaknya singkat, namun jelas mencerminkan
isi yang terkandung di dalamnya. Judul yang jelas adalah judul yang mengacu
kepada permasalahan. Isi keseluruhan makalah terdiri atas:
1) Pendahuluan
Pendaguluan
digunakan sebagai pengantar agar pembaca mempunyai gambaran tentang isi makalah
tersebut. Pada bagian ini, diberikan juga latar belakang penulisan, maksud dan
tujuan penulisan, metode dan prosedur penuliosan, isi keseluruhan makalah, dan
sumber-sumber yang digunakan.
2) Permasalahan
Pada
bagian ini, dijelaskan pentingnya tema atau judul makalah, perumusan masalah
dalam bentuk pertanyaan yang mendasar (apa, mengapa, bagaimana), dan pembatasan
lingkup permasalahan. Bebrapa istilah penting yang digunakan dalam permasalahan
juga dapat dijelaskan pada bagian ini.
3) Pembahasan masalah
Dalam bagian ini dibahas dan diuraikan secara
sistematis beberapa alternatif pemecahan masalah. Juga diberikan argumentasi
jawaban dari setiap pertanyaan yang diajukan.Pada makalah deduktif, alternatif
jawaban didukung dengan jawaban dari beberapa teori ilmiah dan pendapat para
ahli. Oleh karena itu perlu disertakan kutipan-kutipan dari berbagai literatur
yang dijadikan sumber penulisan. Pada makalah induktif, jawaban didasarkan pada
bukti empiris yang diperoleh dari lapangan, baik dari hasil penelitian sendiri maupun
hasil penelitian orang lain.
4) Kesimpulan dan saran
Kesimpulan
adalah sintesis dari semua alternatif jawaban yang telah dibahas. Kesimpulan
bukanlah ringkasan jawaban, melainkan generalisasi dari semua alternatif
jawaban. Kesimpulan harus konsepsional dalam bentuk pertanyaan ilmiah.
Ketajaman penyusun makalah dalam melihat hakikat permasalahan sangat
diperlukan dalam menarik kesimpulan.
Saran
yang diajukan harus berdasarkan pada hasil pembahasan dan kesimpulan bahasan.
Saran yang diajukan harus konsepsional, bukan teknis operasional, dan
memperhatikan kepada siapa saran itu ditujukan.
Penutup makalah adalah daftar pustaka. Jika ada
lampiran, tempatkan setelah daftar pustaka. Di bagian awal isi makalah
dikemukakan abstrak, kata pengantar, dan daftar isi. Abstrak diketik satu
spasi; sebanyak lebih kurang setengah halaman. Isinya menjelaskan masalah,
prosedur penulisan dan kesimpulan bahasan.
- Prosedur penyusunan makalah
Ada dua
langkah yang harus ditempuh dalam penyusunan makalah, yaitu merancang isi makalah
dan menulis makalah berdasarkan rancangan yang telah dibuat. Beberapa tahapan
dalam merancang isi makalah adalah sebagai berikut :
1) Menentukan tema, permasalahan, dan judul makalah
Tema
makalah adalah bidang kajian makalah, misalnya bidang geografi fisis, geografi
kependudukan, atau geografi ekonomi. Permasalahan adalah pertanyaan mendasar
yang berkisar pada tema tersebut, sedangkan judul adalah refleksi dari
permasalahan sehubungan dengan tema yang dipilih.
Perhatikan
contoh berikut:
Tema : Proses belajar menggambar peta
Masalah : (1) Bagaimana cara siswa menggambar peta ?
(2) Bagaimana upaya guru menumbuhkan motivasi
agar siswa melaksanakan kegiatan menggambar peta secara optimal?
2) Identifikasi pembahasan
Tahap
identifikasi pembahasan adalah merancang alternatif pembahasan untuk setiap
masalah yang diajukan. Dalam contoh di atas, alkternatif pembahasan menggunakan
pendekatan deduktif, melalui kajian teori atau tinjauan kepustakaan. Penyusunan
makalah harus mempelajari bahan-bahan yang berkenan dengan proses pembuatan
peta
Alternatif
jawaban (1)
-
Mengambar peta
dengan sistem grid
-
Menggambar
peta dengan alat pantograf
-
Menggambar
peta dengan sistem proyeksi
Alternatif
jawaban (2)
-
Memberi tugas
yang manantang siswa
-
Memberi penghargaan
dan teguran
-
Mengkondisikan agar belajar kelompok berjalan lancar
3) Rancangan kesimpulan dan saran
Pada
contoh di atas, rancangan isi kesimpulan dan saran-saran adalah sebagai
berikut.
Kesimpulan
berkenaan dengan:
-
Cara siswa dalam mengerjakan tugas menggambar peta
sesuai aturan kartografi
-
Cara guru memberi contoh dalam menggambar peta.
Saran
dapat ditujukan untuk:
-
Guru geografi dan siswa
-
Lembaga pendidikan geografi
Rangkuman
1. Karya
tulis adalah laporan hasil penelitian, pengkajian, survei dan evaluasi yang
disusun secara tertulis dengan menggunakan acuan dan kaidah tertentu.
2. Pendekatan
untuk mengkaji geografi mencakup keruangan, ekologis, dan kompleks wilayah.
Pendekatan keruangan merupakan analisis yang menekankan pada eksistensi ruang sebagai
wadah untuk mengakomodasi kegiatan manusia dalam menjelaskan fenomena geosfer.
3. Fenomena
geosfer meliputi fenomena yang terjadi di litosfer, atmosfer, hidrosfer,
biosfer, dan antroposfer.
4. Pengumpulan
data merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Karena itu harus
dilakukan secara sistematis, melalui prosedur yang benar, dan tidak dipengaruhi
oleh keinginan pribadi.
5. Persyaratan
dalam laporan penelitian:
a. Harus
tahu betul kepada siapa laporan penelitian itu ditujukan.
b. Penulisan
laporan hasil penelitian harus jelas agar setiap pembaca memahaminya dengan
benar.
c. Penulis
laporan harus dapat meyakinkan pembaca bahwa penelitiannya sangat penting.
d. Laporan
penelitian harus jelas dan meyakinkan.
6. Pengolahan
data merupakan proses penyederhanaan data yang sangat kompleks ke dalam bentuk
yang lebih mudah dibaca dan ditatafsirkan.
Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam penulisan laporan, yaitu:
a. Menggunakan
bahasa yang komunikatif, baik, dan benar.
b. Sistematika
dan format urutan harus benar dan sesuai dengan aturan karya tulis ilmiah.