Selasa, 11 November 2014

BAB 5
BUDAYA NASIONAL DAN INTERAKSI GLOBAL

A. Sebaran Keragaman Budaya Nasional

1. Konsep Budaya

Budaya merupakan perkembangan majemuk dari budi daya, yang berarti daya dari budi. Jadi budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta,m rasa, dan karsa. Adapun kebudayaan menurut ilmu antropologi adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan tindakan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.

Budaya terbentuk dari berbagai unsur-unsur yang saling terkait yang dapat berupa ide, artefak, dan aktivitas. Unsur-unsur kebudayaan secra universal antara lain sebagai berikut:
a) Bahasa
b) Sistem pengetahuan
c) Organisasi sosial
d) peralatan hidup dan teknologi
e) Mata pencaharian
f) Sistem religi
g) Kesenian

Unbsur kebudayaan universal tersebut diturunkan lagi menjadi kebudayaan khusus. Unsur kebudayaan khusus misalnya adat istiadat, pertanian, kekerabatan, toleransi, dan alat pertanian.

Definisi kebudayaan selalu berkaitan dengan batas-batas fisik dan geografis. Misalnya, budaya sunda merupakan suatu tradisi yang berkembang di Tanah Sunda, budaya Minangkabau akan merujuk kepada daerah di mana lokasi budaya itu berada, yaitu di Sumatera Barat. Maka terlihat jelas bahwa lokasi geografis telah dijadikan landasan untuk menunjukkan suatu kebudayaan lokal.

2. Budaya Lokal dan Budaya Nasional

a. Budaya Lokal

Budaya lokal dapat dikatakan sebagai budaya yang dimiliki oleh daerah atau suku bangsa yang bersifat khas dan diwariskan secara turun-temurun dalam ruang lingkup wilayah tersebut. Budaya lokal lahir ketika penduduk suatu daerah telah memiliki segala bentuk cara-cara berperilaku, bertindak, serta pola pikiran yang sama. Kesemuanya itu menjadi kebiasaan yang membedakan mereka dengan penduduk lain.

Kehidupan suku bangsa di Indoensa memiliki perbedaan-perbedaan yang mencerminkan keragaman budaya. Contoh perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Perbedaan upacara adat ritual dan aturan, dan hukum adat.
2) Perbedaan kesenian lokal, sebagai contoh seni musik, seni tari, seni lukis, dan seni pahat.
3) Perbedaan sistem kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
4) Perbedaan sistem kekerabatan
5) Perbedaan seni arsistektur dan teknologi bercocok tanam
6) Perbedaan bahasa daerah

b. Budaya Nasional

Budaya nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Budaya lokal merupakan unsur pembentuk budaya nasional. dengan demikian, budaya nasional merupakan gabungan dari budaya lokal atau daerah yang ada disuatu negara. Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No. II Tahun 1998 adalah sebagai berikut "Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya, dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian pembangaunan nasional merupakan pembangunan yang berbudaya"

Dalam kebudayan nasional terdapat unsur kebudayaan bangsa dan unsur kebudayaan asing dari proses akulturasi maupun asimilasi yang menjadi unsur pemersatu bangsa. Kebudayaan nasional memberi identitas kepada bangsa Indonesia dan dapat dipakai oleh seluruh masyarakat. Kebudayaan nasional memberi rasa bangga terhadap bangsa Indonesia;

3. Pengaruh Geografis terhadap Keragasman Budaya

Keragaman budaya suatu wialayah bergantung pada faktor geografis. Pada umumnya  budaya yang berkembang di suatu wilayah cenderung menunjukkan karakteristik dan pemenuhan kebutuhan masyarakat daerah itu sendiri.



BAB 4
DINAMIKA DAN MASALAH KEPENDUDUKAN
Konsep Kependudukan
Dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk dunia menyebabkan jumlah penduduk menigkat dengan cepat dan dibeberapa bagian dunia telah terjadikemiskinan dan kekurangan pangan. Sehingga muncul beberapa kelompok aliran/teori tentang kependudukan, yaitu :
A.     Aliran Malthusian (Thomas Robert Malthus)
Robert Malthus ini mengemukakan beberapa pendapat tentang kependudukan, yaitu :
1)      Penduduk (seperti juga tumbuhan dan binatang) apabila tidak ada pembatasan akan berkembang biak dengan sangat cepat dan memenuhi dengan cepat beberapa bagian dari permukaan bumi.
2)      Manusia untuk hidup memerlukan bahan makanan, sedangkan laju pertumbuhan makanan jauh lebih lambat (deret hitung) dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk (deret ukur)
B.    Aliran Neo Malthusian (Garreth Hardin Dan Paul Ehrlich)
Pada abad 19–20, Teori Malthus kembali diperdebatkan, muncul kelompok aliran Neo Malthusian yang menyokong teori Malthus. Namun, menurut aliran Neo Malthus, mengurangi jumlah penduduk tidak hanya dengan moral restrain saja, tapi lebih ditekankan pada Preventive check. Misalnya penggunaan alat kontrasepsi untuk mengurangi kelahiran. Aliran Neomalthusian memiliki kesamaan konsep dasar dengan Malthusian yaitu percaya bahwa pertumbuhan penduduk pasti akan terjadi dan berdampak negatif pada manusia walaupun  tidak secara persis setuju dengan argumen argumen aliran Malhusian, beberapa argumen Malthus dianggap tidak rasional oleh karena itu aliran ini lebih ekstrim dalam melakukan tindakan tindakan untuk mengurangi jumlah penduduk, misalnya: aborsi, legalitas homoseksual, hukuman mati.
Sumber Data Kependudukan
A.     Sensus Penduduk
Data sensus yang dikumpulkan meliputi karakteristik demografi, ketenagakerjaan, dan sosial budaya. Karakteristik demografi yang dikumpulkan adalah mengenai kelahiran, kematian, dan migrasi, serta riwayat kelahiran dan kematian anak dari wanita pernah kawin. Data yang dihimpun pada bidang ketenagakerjaan mencakup lapangan usaha, jenis pekerjaan, dan status pekerjaan. Sedangkan data sosial budaya mencakup tingkat pendidikan, kondisi tempat tinggal, dan kegiatan penduduk lanjut usia (lansia).
Data-data yang diperoleh dari sensus tersebut digunakan untuk perencanaan pembangunan di berbagai bidang. Hal tersebut sangat berperan penting untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembangunan, baik di bidang kependudukan, sosial budaya, dan ketenagakerjaan.
Berdasarkan tempat tinggal penduduk, sensus dibedakan menjadi:
1.     De facto,
Sensus de facto yaitu cara menghitung jumlah penduduk terhadap warga yang ditemukan pada saat pencacahan berlangsung, walaupun orang tersebut bukan warga asli pada wilayah yang sedang diadakan sensus.
2.     De jure,
Sensus de jure dilakukan dengan cara melakukan penghitungan terhadap warga penduduk asli dari daerah yang sedang dilakukan sensus. Jadi, andaikataditemukan orang yang bukan asli penduduk di sana pada saat sensus, maka tidak dimasukkan dalam penghitungan. Untuk membedakan antara penduduk asli dan bukan asli ialah dari kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Kartu Keluarga (KK).
Berdasarkan metode pengisiannya, sensus dibedakan menjadi:
1.     Metode Canvasser,
yaitu pelaksanaan sensus di mana petugas mendatangi tempat tinggal penduduk dan mengisi daftar pertanyaan. Keunggulan metode ini, data yang diperoleh lebih terjamin kelengkapannya dan penduduk sulit untuk memalsukan data. Sedangkan kekurangannya adalah waktu yang diperlukan lebih lama karena jumlah petugas yang terbatas dan wilayah yang luas.
2.     Metode Householder,
yaitu pelaksanaan sensus di mana pengisian daftar pertanyaan dilakukan oleh penduduk sendiri. Kelebihan cara ini adalah waktu yang diperlukan lebih cepat karena petugas tidak harus mendata satu per satu penduduk. Daftar pertanyaandapat dikirimkan atau dititipkan pada aparat desa. Sedangkan kekurangannya adalah data yang diperoleh kurang terjamin kebenarannya karena ada kemungkinan penduduk tidak mengisi data sesuai dengan kondisi sebenarnya.
Keunggulan dan kelemahan sensus de jure
Keunggulan pelaksanaan sensus de jure, diantaranya sebagai berikut:
1. Jumlah penduduk yang tercatat adalah penduduk yang betulbetul memiliki bukti kependudukan secara sah dalam sistem pemerintahan.
2. Pelaksanaan sensus tidak harus bersamaan waktunya dan serempak karena hanya penduduk yang memiliki bukti kependudukan yang disensus.
3. Kemungkinan terjadinya pencatatan dua kali atau lebih pada penduduk  yang sama dapat dihindari.
Adapun kelemahan pelaksanaan sensus de jure, diantaranya sebagai berikut:
1. Penduduk yang tidak memiliki bukti tanda kependudukan (KTP) tidak akan tercatat sebagai penduduk meskipun orang tersebut lahir dan tinggal di tempat tersebut.
2. Jumlah penduduk yang tercatat tidak sesuai dengan jumlah penduduk yang sebenarnya.
3. Data hasil sensus apabila digunakan untuk kepentingan perencanaan yang berkaitan dengan layanan publik tidak akurat.
Keunggulan dan kelemahan sensus de facto
Keunggulan pelaksanaan sensus de facto, diantaranya sebagai berikut:
1. Jumlah penduduk yang tercatat adalah jumlah riil di suatu tempat.
2. Dilakukan secara serempak di setiap daerah sehingga data cepat terkumpul dan lebih cepat diolah.
3. Data yang diperoleh dapat digunakan untuk kepentingan perencanaan yang berkaitan dengan layanan publik.
Adapun kelemahan pelaksanaan sensus de facto, diantaranya sebagai berikut:
1. Kemungkinan pencatatan dua kali atau lebih pada penduduk yang sama dapat terjadi.
2. Untuk negara kepulauan yang luas diperlukan petugas dan dana yang cukup besar karena harus dilakukan secara serempak.
3. Bagi daerah yang mobilitas penduduknya sangat dinamis, seperti di laut, pesawat, kereta, atau kendaraan lainnya kemungkinan tidak tercatat.
Tujuan sensus penduduk
Tujuan sensus penduduk antara lain sebagai berikut:
1.  Mengetahui perubahan penduduk dari waktu ke waktu dalam suatu periode.
2.  Mengetahui jumlah, sebaran, dan kepadatan penduduk pada setiap wilayah.
3.  Mengetahui berbagai informasi tentang kependudukan, seperti angka kelahiran, kematian, migrasi, dan berbagai faktor yang me mengaruhinya.
4.  Sebagai sumber data dalam perencanaan dan penentuan kebijakan pembangunan nasional.
B.  Survey Penduduk
Survei adalah salah satu metode menjaring data penduduk dalam beberapa peristiwa demografi atau ekonomi dengan tidak menghitung seluruh responden yang ada di suatu negara, melainkan dengan cara penarikan sampel (contoh daerah) sebagai kawasan yang bisa mewakili karakteristik negara tersebut. Sudah barang tentu sebelum menetapkan kawasan sampel itu, ditentukan dulu kriteria apa saja yang bisa dijadikan syarat suatu wilayah bisa ditetapkan sebagai kawasan sampel survei. Setelah ditetapkan sebagai kawasan yang bisa mewakili karakteristik negara tersebut, baru dilakukan penghitungan terhadap seluruh responden yang ada di kawasan sampel survei itu. Proses penjaringan data tentu akan disesuaikan dengan kebutuhan survei.
Berikut ini contoh survei yang biasa dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia:
1. Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (SUSENAS), dilakukan untuk menjaring data mengenai keadaan sosial dan ekonomi penduduk Indonesia secara keseluruhan, dengan cara mengambil sampel penelitian pada wilayah-wilayah yang bisa mewakili karakteristik rakyat Indonesia. Hasil yang diperolehnya nanti akan mewakili rakyat Indonesia secara keseluruhan.
2. Survei Penduduk Antar-Sensus (SUPAS), dilakukan untuk mendapatkan angka jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan dan biasanya dijadikan bahan rujukan dari representasi jumlah penduduk Indonesia dalam setiap kurun waktu tertentu.
Berdasarkan tipenya, survei demografi dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Survei bertahap tunggal (single round surveys)
Survei ini adalah survei untuk menjaring data berbagai peristiwa demografi seperti kelahiran, kematian, dan migrasi dengan cara mengajukan pertanyaan kepada responden mengenai berbagai kejadian demografi yang dialami di masa lalu dalam periode tertentu.
2. Survei bertahap ganda (multiround surveys)
Survei ini dilakukan oleh petugas pencacah jiwa di lapangan dengan melakukan kunjungan kepada responden tertentu berulang-ulang untuk mencatat berbagai peristiwa demografi yang terjadi, seperti kelahiran, kematian, atau migrasi. Tentunya kunjungan itu dilakukan dalam kurun waktu tertentu, apakah per tahun, per dua tahun, per tiga tahun, dan seterusnya.
3. Survei bertipe kombinasi
Survei ini dilakukan dengan cara menggabungkan cara survei tahap tunggal atau ganda dengan cara registrasi. Seperti yang diketahui, registrasi adalah proses pencatatan peristiwa demografi yang diambil dari beberapa peristiwa penting yang terjadi. Hasil dari registrasi ini kemudian digabungkan dan sekaligus dilakukan kros cek dengan hasil kedua jenis tipe survei di atas, yaitu survei tunggal dan ganda.
C.   Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk merupakan kumpulan berbagai keterangan dari kejadian penting yang dialami oleh manusia, seperti data perkawinan, perceraian, perpindahan penduduk, dan kejadian-kejadian penting lainnya yang tertulis. Semua catatan itu pada akhirnya dikumpulkan dan dipergunakan sebagai sumber data resmi dalam penghitungan semua peristiwa demografi. Registrasi penduduk didasarkan pada keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1977, ditujukan untuk membangun sistem pencatatan yang berlaku menyeluruh dan seragam di wilayah Indonesia. Walaupun mungkin saja terjadi bias pada data demografi yang terkumpul itu, karena bisa saja terjadi kesalahan penulisan data oleh responden tertentu.
Cakupan data yang diperoleh pada registrasi penduduk sangat bergantung pada kesadaran masyarakat untuk melaporkan kejadian vital yang terjadi dalam keluarga. Di negara-negara maju, pengumpulan data melalui registrasi umumnya tidak menemui masalah danhambatan. Sebaliknya di negara-negara berkembang seperti Indonesia, umumnya data yang dicakup masih kurang lengkap karena banyak peristiwa yang tidak dilaporkan dan data kurang rinci sehingga kurang memadai untuk berbagai analisis kependudukan.

Komposisi Penduduk
A.  Piramida Penduduk
Struktur penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin dinamakan piramida penduduk. Piramida penduduk pada umumnya disajikan dalam bentuk grafik batang yang meng gambarkan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan pada setiap kelompok usia tertentu. Rentang interval umur yang umumnya digunakan adalah lima tahun (usia 0-4, 5-9, 10-14, 15-19, 20-24, 25-29, 30-34, 35-39, 40-44, 45-49, 50-54, 55-59, 60-64, 65-69, 70-74, 75 tahun lebih).
Berdasarkan kecenderungan bentuknya, komposisi penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
1.  Komposisi penduduk muda (Ekspansif),
dengan bentuk piramida penduduk menyerupai kerucut. Ciri-ciri komposisi penduduk ekspansif antara lain sebagai berikut:
a)  Jumlah penduduk usia muda (0–19 tahun) sangat besar, sedangkan usia tua sedikit.
b)  Angka kelahiran jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka kematian.
c)  Pertumbuhan penduduk relatif tinggi.
d)  Sebagian besar terdapat di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Republik Rakyat Cina, Mesir, dan India.
2.  Komposisi penduduk dewasa (Stasioner),
dengan bentuk piramida penduduk menyerupai batu nisan. Ciri-ciri komposisi penduduk stasioner antara lain sebagai berikut:
a)  Perbandingan jumlah penduduk pada kelompok usia muda dan dewasa relatif seimbang.
b)  Tingkat kelahiran umumnya tidak begitu tinggi, demikian pula dengan angka kematian relatif lebih rendah.
c)  Pertumbuhan penduduk kecil.
d)  Terdapat di beberapa negara maju antara lain Amerika Serikat, Belanda, dan Inggris.
3.  Komposisi penduduk tua (Konstruktif),
dengan bentuk piramida penduduk menyerupai guci terbalik. Ciri-ciri komposisi penduduk konstruktif antara lain sebagai berikut:
a)  Jumlah penduduk usia muda (0–19 tahun) dan usia tua (di atas usia 64 tahun) sangat kecil.
b)  Jumlah penduduk yang tinggi terkonsentrasi pada ke lompok usia dewasa.
c)  Angka kelahiran sangat rendah, demikian juga angka kematian.
d)  Pertumbuhan penduduk sangat rendah mendekati nol, bahkan pertumbuhan penduduk sebagian mencapai tingkat negatif.
e)  Jumlah penduduk cenderung berkurang dari tahun ke tahun.
f)   Negara yang berada pada fase ini, antara lain Swedia, Jerman, dan Belgia.
B.  Rasio Jenis Kelamin (sex ratio)
Sex ratio menunjukkan perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan. Adanya perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan  jumlah penduduk wanita dapat digunakan untuk memperkirakan atau  memprediksi keadaan jumlah penduduk di masa datang. Kemungkinan terjadinya ledakan penduduk akan lebih besar, kalau jumlah penduduk wanita lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk laki-laki.
Untuk  mengetahui sex ratio suatu wilayah digunakan rumus sebagai berikut:

C.   Angka Beban Ketergantungan (dependency ratio)
Menurut Pof. H.R. Bintarto rasio ketergantungan (dependency ratio) atau angka beban ketergantungan adalah suatu angka yang menunjukkan besar beban tanggungan kelompok usia produktif atas penduduk usia nonpoduktif. Usia produktif adalah usia penduduk antara 15 tahun sampai 59 tahun. Disebut produktif karena pada usia ini diperkirakan orang ada pada rentang usia masih bisa bekerja, baik di sektor swasta maupun sebagai Pegawai Negeri Sipil. Sedangkan usia tidak produktif adalah usia penduduk yang ada di rentang 60 tahun keatas. Pertimbangannya, bahwa pada usia ini penduduk dipandang sudah tidak produktif lagi bekerja atau tidak diperkenankan lagi bekerja, baik di sektor swasta ataupun sebagai pegawai negeri.
Angka ketergantungan dapat memberikan informasi kepada kita berapa besar setiap orang yang sudah bekerja menanggung beban orang yang belum atau tidak bekerja. Dengan melihat angka atau indeks dari beban tanggungan ini, kita bisa melihat seberapa besar kemakmuran yang dimiliki oleh suatu negara atau wilayah. Rumus yang digunakan dalam melakukan perhitungan angka beban tanggungan adalah sebagai berikut:

atau
Tinggi rendahnya angka ketergantungan dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu:
a)  Rendah       : < 30
b)  Sedang       : 31 - 40
c)  Tinggi         : > 41 

Jumat, 07 November 2014

BAB 3
MENGENAL BUMI
Kompetensi Dasar
3.3 Menganalisis dinamika planet bumi sebagai ruang kehidupan
4.3 Mengolah informasi dinamika planet bumi sebagai ruang kehidupan dan menyajikan dalam bentuk narasi dan gambar ilustrasi

Indikator
3.3.1 Menjelaskan kala geologi dan sejarah kehidupan
3.3.2 Menjelaskan gerak rotasi dan revolusi bumi
3.3.3 Menjelaskan teori penciptaan planet bumi
3.3.4 Mengidentifikasi karakteristik lapisan bumi dan pergeseran dunia
3.3.5 Menganalisis kelayakan planet bumi untuk kehidupan

Apakah anda mengatahui bahwa Patahan lembang yang terdapat di daerah Lembang Bandung bergerak sebanyak 2,5 mm pertahunnya. Gerakan yang sama juga terjadi pada Patahan Semangko di Sumatera. Pewrgerakkan ini hampir tidak dapat dirasakan karena berjalan sangat lambat. Pernahkan anda berpikir bagaimana hal tersebut dapat terjadi?
Patahan Lembang dan Patahan Semangko terjadi tidak lepas dari sejarah pembentukkan planet bumi, teori pembentukan planet bumi, serta struktur lapisan planet bumi yang akan diuraikan dalam bab ini.

A. Teori Terciptanya Planet Bumi
Bumi adalah planet kehidupan karena sampai saat ini belum ada planet lain di tata surya atau di jagat raya ini yang dapat dijadikan tempat tinggal makhluk hidup. Selain itu bumi juga disebut planet biru karena tampak biru jika dilihat dari luar angkasa. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar permukaan bumi terdiri atas lautan. Oleh karena kekhususan bumi sebagai tempat tinggal makhluk hidup, maka manusia harus berusdaha mengungkap proses pembentukkan bumi. Bumi diciptakan Tuhan menjadi planet ideal untuk kehidupan. Fase-fase pembentukan bumi terdiri atas sembilan fase, yaitu sebagai berikut:
1. Fase awal mula jadi alam semesta, yaitu Big Bang.
2. Fase pembentukan bintang-bintang. Matahari dan Bumi sebagai calon tata surya belum dilahirkan.
3. Fase supernova, yaitu ledakan dari suatu bintang di galaksi yang memancarkan kekuatan energi yang teramat besar. Peristiwa supernova ini menandai akan berakhirnya riwayat suatu bintang. Energi yang dipancarkan oleh supernova sangat besar. Bahkan pancaran energi yang dipancarkan saat supernova terjadi  dalam beberapa detik saja dapat menyamai pancaran energi sebuah bintang dalam kurun waktu jutaan sampai miliaran tahun.
4. Fase pendinginan nebula. Barulah setelah ada kejutan lagi dari supernova yang ada di sekitarnya, gravitasi atarbahan nebula aktif. Ketika gravitasi mulai bekerja, pembentukan sebuah bintang dan atau matahari muylai terjadi.
5. Fase pembentukan matahari dan cincin planet. Sebagaian debu dan gas di bagian dalam nebula mulai berkumpul dan bergabung kemudian secara perlahan-lahan. Gabungan gas dan debu tersebutmengerut dan memadat serta dibagian dalamnya menjadi panas.
Selama pemadatan berlangsung panas itupun semakin bertambah. Panas tersebut diakibatkan karena adanya penggabungan inti hidrogen ke dalam helium, yang mengakibatkan terjadinya pelepasan tenaga.
Pengerutan ataukeruntuhan awan molekul ini memakan waktu hingga puluhan juta tahun. Ketika peniongkatan temperatur di inti protobintang mencapai kisaran 10 juta kelvin, hidrogen di inti terbakar menjadi helium dalam suatu reaksi termonuklir. Reaksi nuklir di dalam inti bintang mneyuplai cukup energi untuk mempertahankan tekanan di pusat sehingga proses pengerutan berhenti. protobintang kini memulai kehidupan baru sebagai bintang dengan planet-planet yang berada di sekitarnya.
6. Fase akresi. Pada saat bumi dengan susunan materi yang seragam belum ada daratan dan atau lautan. pada saat deferensiasi dan kompresi, besi tenggelam ke pusat bumi dan materi yang lebih ringan mengapung ke atas membentuk kulit bumi. Sebagai hasilnya, terjadi zonifikasi bahan planet dengan bahan besi sebagai inti bumi, dan bagian permukaan bumi terdiri atas batuan ringan dan antara keduanya merupakan mantel.
Pada tahap awal temperatur bumi bumi masih terpelihara dengan baik. Hal ini disebabkan oleh hantaman meteor yang kuatnya sama dengan tenaga nuklir. Walaupun panas bumi telah menyebar kembali ke ruang angkasa tetapi panas masih ditahan oleh bumi karena benturan meteor terus menerus berlangsung. Proses ini dinamakan proses akresi yang intinya merupakan masa penambahan bahan-bahan dari luar bumi, yaitu berbagai meteor yang jatuh menghujani bumi.
7. Pada pembentukan bumi atau tahap kompresi. Bahan-bahan tambahan dari meteor yang memiliki berat jenis yang lebih tinggi mulai tenggelam ke pusat bumi. Semua lapisan besi dari bahan-bahan tambahan seolah-olah tertarik dan berkumpul untuk menjadi tetesan. Akibatnya, terbentuklah inti bumi
Pada saat proses penenggelaman terjadi, perlapisan bumi sudah mulai terbentuk. pada lapisan paling luar, unsur silisium (Si) dan Allumunium (Al) yang dikenal dengan nama sial tertekan dan membuncah menjadi bagian paing atas. Adapun dibagaian bawahnya terdapat lkapisan sima yang terdiri atas unsur-unsur Silisium (Si) dan Magnesium (Mg).
8. Pembentukan atmosfer, samudera, dan makhluk hidup.
9. Makhluk hidup. Kira-kira 3,5 miliar tahun yang lalu, mulai muncul makhluk-makhluk  hidup yang hbidup di bumi.Makhluk hidup yang pertama muncul di bumi berbentuk sel mikroskopis. Setelah itu barulah muncul makhluk-makhluk hidup yang lain, seperti hewan, tumbuhan, dan manusia.
Seiring waktu, bumi selalu mengalami perubahan, baik bentuk permukaan bumi, susunan, maupun lapisan bumi. Oleh karena itu, bumi selalu mengalami dinamika. Walaupun permukaan bumi tampak stabil, tetapi sebenarnya selalu bergerak, baik disebabkan oleh tenaga dari dalam (endogen) maupun dari luar (eksogen)

B. Gerakan Bumi

1. Rotasi Bumi
Rotasi bumi adalah perputara pada porosnya, waktu yang diperlukan bumi untuk melakukan satu kali rotasi adalah 24 jam, tepatnya 23 jam 56 menit atau sehari semalam. Arah gerak rotasi bumi dari barat ke timur. Cepatnya gerakan rotasi bumi memberi efek pandangan terhadap benda angkasa lainnya berjalan dari timur ke barat. Gerak ini dapat dimisalkan ketika kita naik mobil yang sedang melaju. Saat melihat keluar, pohon yang ada disekitar jalan akan tampak seolah-olah bergerak mendekat kemudian menjauh dari kita. Sama halnya dengan gerak rotasi bumi. Kita yang beraeda di bumi sebenarnya mengalami gerak rotasi dari barat ke timur sehingga benda-benda di luar bumi (matahari, bulan dan bintang) terlihat seperti bergerak dari timur ke barat. Berikut adalah akibat dari adanya rotasi bumi:
a. pergantian siang dan malam
b. peredaran semu harian benda-benda langit
c. perbedaan waktu
d. pembelokkan angin

2. Revolusi Bumi
Revolusi bumi adalah peredaran bumi mengelilingi matahari. Arah revolusi bumi adalah negative atau berlawanan dengan artah jarum jam. Waktu yang diperlukan bumi untuk satu kali mengelilingi matahari adalah 365 1/4 hari atau lebih tepatnya 365 hari 6 jam 9 menit dan 10 detik. Berikut adalah akibat dari adanya revolusi bumi:
a. pergeseran semu matahari antara GBU dan GBS
b. perubahan panjang waktu siang dan malam
c. pergantian musim

C. Karakteristik Lapisan Bumi
Bumi beserta struktur lapisannya merupakan rancangan Tuhan Yang Mahakuasa, agar manusia dapat hidup di dalamnya serta memanfaatkan potensi yang ada disetiap lkapisannya. Sejalan dengan perkembangan kemajuan berpikir manusia, pengetahuan tentang bumi diawali dari pengetahuan tentang bentuk-bentuk luar permukaan bumi (morfologi). Kemudian keadaan isi bumi, baik susunan maupun kejadian yang ada di dalam bumi. Untuk mengamati keadaan di dalam bumi tidaklah mungkin. Oleh kare4na itu dilakukan penelitian dengan menggunakan teknologi seperti listrik, getaran suara, magnet, dan bahan peledak sehingga keadaan di dalam bumi dapat diduga yang kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.

Berdasarkan penelitian, tersebut maka bumi dapat dibedakan atas tiga bagian besar, yaitu kerak bumi (crush), selimut (mantle), dan inti (core)
1. Kerak bumi (crush). lapisan ini merupakan lapisan paling atas yang memiliki ketebalan antara 10 - 50 km. Ketebalan inik berada di setiap tempat tergantung pada jenis materiallnya. Kerak bumi memiliki ketebalan lapisan 20 - 50 km. Sedangkan kerak samudera memiliki ketebalan 10 - 12 km.
2. Selimut (mantle). lapisan ini terletak di bawah lapisan kerak bumi yang berfungsi melindungi lapisan inti bumi. lapisan ini bersifat kental (plastis) yang memiliki ketebalan 2.900 km dengan suhu sekitar 3.000oC.
3. Inti bumi (core). Inti dibedakan atas inti luar (outer core) dan inti dalam (inner core). Tebal inti luar 2.160 km dengan suhu sekitar 3.900oC. Inti dalam tersusun atas material besi dan nikel. Ketebalannya sekitar 2.500 km dengan suhu sekitar 4.800oC. Inti dalam bersifat padat disebabkan adanya tekanan yang sangat tinggi dari bagian-bagian bumi lainnya.

D. Teori Pembentukan Bumi
Pada awalnya pembentukannya, suhu bumi relatif dingin. Namun karena adanya proses akresi, kompresi, dan disintegrasi menyebabkan suhu bumi menjadi naik. Akresi adalah penambahan panas bumi karena bumi dihujani atau dihantam benda-benda angkasa. Kompresi semakin memadatkan bumi karena adanya gaya gravitasi. Disintegrasi adalah penguraian unsur-unsur radioaktiof, seperti uranium, thorium, dan potasium.
Proses pembentukkan bumi terbagi menjadi tiga tahap, yaitu sebagai berikut:
1. Tahap bumi merupakan planet homogen, belum terjadinya diferensiasi atau zonafikasi.
2. Proses diferensiasi atau pemilahan. pada tahap ini bumi tidak homogen, tetapi sudah terbagi menjadi dua bagian, ayitu material yang lebih berat (besi) dan material yang lebih ringan. Material besi yang lebih berat tenggelam menuju pusat bumi dan meterial yang lebih ringan bergerak ke permukaan.
3. Proses zonafikasi. pada tahap ini bumi teragi menjadi beberapa zona atau lapisan, yaitu inti besi yang padat, inti besi yang cair, lapisan mantel, dan litosfer (terdiri atas kerak benua dan kerak samudra).
Banyak teori yang menjelaskan bahwa bumi selalu bergerak, antara lain teori Kontraksi, teori Laurasia-Gondwana, teori Pergeseran Benua, teori Konveksi, dan teori Lempeng tektonik.

1. Teori Kontraksi (Contraction Theory)
Teori ini dikemukakan kali pertama oleh Descrates (1596 - 1650). Ia menyatakan bahwa bumi semakin lama, semakin susut dan mengkerut yang disebabkan oleh terjadinya proses pendinginan sehingga dibagian permukaannya terbentuk relief berupa gunung, lembah, dan daratan
Teori kontraksi didukung pula oleh James dana (1847) dan Elie de Baumant (1852). Mereka berpendapat bahwa bumi mengalami pengerutan karena terjadi proses pendinginan di bagian dalam bumi yang mengakibatkan bagian permukaan bumi mengkerut membentuk pegunungan dan lembah-lembah.




2. Teori Laurasia-Gondwana (Laurasia-Gondwana Theory)
Teori ini dikemukakan oleh Eduard Zuess dalam bukunya "The Face of The Earth" (1884) dan Frank B. taylor (1910). Mereka mengatakan bahwa pada awalnya terdapat dua benua yang berlokasi di kedua kutub. Benua tersebut disebut laurasia dan Gondwana. Kedua benua tersebut bergerak kearah equator secara perlahan-lahan dan terpecah-pecah membentuk benua seperti sekarang ini. Amerika Selatan, Antartika, Afrika, Australia, dan india dahulunya bergabung dalam benua Gondwana. Adapun Amerika Utara dan Eropa termasuk benua Laurasia. Bukti bahwa kedua benua ini pernah bersatu yaitu dari geologi dan kehidupan yang terdapat di kedua pantai benua tersebut  terdapat kesamaan.
Amatilah peta benua Amerika dan Afrika. Jika digabungkan kedua benua tersebut maka akan cocok. Kemudian jika India, Antartika, dan Australia diputar maka akan tersambung garis pantainya, seperti permainan jigsaw.

3. Teori pergeseran Benua (Continental Drift Theory)
Teori ini dikemukakan oleh Alfred Wegener dalam bukunya  The Origin of Continents and Oceans (1912). ia menyatakan bahwa pada awalnya di bumi hanya ada satu benua maha besar yang diswebut Pangea. Menurutnya benua tersebut kemudian terpecah-pencah dan terus bergerak melalui dasar laut. gerakan rotasi bumi yang sentrifugal mengakibatkan pecahan benua tersebut bergerak kearah barat menuju ekuator. Teori ini didukung oleh bukti-bukti berupa kesamaan garis pantai Afrika bagaian barat dengan Amerika selatan bagian timur, serta adanya kewsamaan batuan dan fosil di kedua daerah tersebut.

4. Teori Konveksi (convection Theory)
Menurut teori konveksi yang dikemukakan oleh Arthur Holmes dan harry H. Hess dan dikembangkan lebih lanjut oleh Robert Diesz, dinyatakan bahwa di dalam bumi yang masih dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang berada di atasnya. Ketika arus konveksi yang membawa materi berupa sampai ke permukaan bumi di mid oceanic ridge (pegunungan tengah samudera), lava tersebut akan membeku membentuk lapisan kulit bumi baru yang menggeser dan menggantikan kulit bumi yang lebih tua.
Bukti dari kebenaran teori konveksi adalah terdapatnya mid oceanic ridge seperti Mid-Atlantic Ridge dan Pacific-Atlantic Ridge. Bukti lainnya di dasarkan pada penelitian umur dasar laut yang membuktikan semakin jauh dari punggung tengah samudera, umur batuan semakin tua. Artinya terdapat gerakan yang berasal dari mid oceanic ridge ke arah berlawanan yang disebabkan oleh adanya arus konveksi dari lapisan di bawah kulit bumi.

5. Teori Lempeng Tektonik (theory of Plate Tectonics)
Teori lempeng tektonik dikemukakan oleh Tozo Wilzon. Berdasarkan teori lempeng tektonik, kulit bumi terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang beradea di atas lapisan astenosfer yang berwujud cair kental. Lempeng-lempeng tektonik pembentuk kulit bumi selalu bergerak karena pengaruh arus konveksi yang terjadi pada lapisan astenosfer yang berada di bawah lempeng tektonik kulit bumi.
Litosfer bumi terdiri atas dua lempeng, yaitu lempeng benua dan lempeng samudera. Lempeng samudera tersusun atasw batua basa yang dijumpai di samudera sangat dalam. lempeng benua tersusun oleh batuan asam dengan ketebalan 40 km. Lempeng samudera lebih berat dari pada lempeng benua. Ketebalan lempeng samudera sekitar 10 km.
Saat ini terdapast sembliban lempengan utama di dunia, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Afrika, Lempeng Amerika, Lempeng Karibia, Lemopeng Nazka, Lempeng Pasifik, Lempeng Antartika, Lempeng Hindia-Australia, dan Lempeng Arab.




Berdasarkan arahnya, gerakan lempeng-lempeng tektonik dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Konvergensi, yaitu gerakan saling bertumbukan antar lempeng tektonik. Tumbukan antar lempeng tektonik dapat berupa tumbukan antara lempeng benua dan benua atau lempeng benua dan lempeng dasar samudera. 
Zone atau tempat terjadinya tumbukan antara lempeng tektonik benua dan benua disebut zone konvergen. Contohnya tumbukan antara lempeng Hindia - Australia dan lempeng Eurasia yang menghasilkan terbentuknya pegunungan lipatan muda Himalaya yang merupakan pegunungan tertinggi di dunia dengan puncak tertingginya, yaitu Mount Everest.
Zone berupa jalur tumbukan antara lempeng benua dan lempeng dasar samudera, disebut Zone Subduksi atau zone tunjam. Contohnya, tumbukan antara lempeng Benua Amerika dengan lempeng dasar Samudera pasifik yang menghasilkan terbentuknya Pegunungan Rocky dan Pegunungan Andes, lempeng Eurasia bertubrukan dengan lempeng Hindia-Auswtralia membentuk pegunungan bukit barisan di Sumatera.

b. Divergensi, yaitu gerakan saling menjauh antarlempeng tektonik. Contohnya, gerakan saling menjauh antarlempeng Afrika dan Amerika bagian selatan. Zone berupa jalur tempat berpisahnya lempeng-lempeng tektonik disebut Zone Divergen (zone sebar pisah).

c. Transform (Sesar Mendatar), yaitu gerakan saling bergesekan (berlawanan arah) antarlempeng tektonik. Contohnya, gerakan antar Lempeng Samudera pasifik dan Lempeng Daratan Amerika Utara yang mengakibatkan terbentuknya sesar San Andreas yang membentang sepanjang kurang lebih 1.200 km dari San Fransisco di Utara sampai Los Angeles di Selatan Amerika Serikat. Zone berupa jalur tempat bergesekan lempeng-lempeng tektonik disebut Zone Sesar Mendatar (Zone Tranform)

E. Kala Geologi dan Sejarah Kehidupan di Bumi
Secara geologis, sejarah pembentukan muka bumi dapat dilihat menggunakan kolom geologi. kolom geologi ini menggambarkan sejarah peristiwa pembentukan muka bumi yang diswusun secara kronologis, berdasrkan bukti-bukti sejarah seperti fosil. karena menggambarkan kronologi pembentukan muka bumi, kolom geologi juga disebut sebagai Geological time scale.
Skala waktu geologi secara umum dibedakan menjadi 4 devisi yang disebut eon. Keempat eon tersebut adalah Haden (yang berarti bawah muka bumi), Archean (yang berarti kuno), Proterozoic (yang berarti awal kehidupan), dan Phanerozoic (kehidupan yang terlihat).
Phanerozoic eon yang mencakup waktu hingga jutaan bahkan milyaran tahun dibagi lagi ke dalam skala yang lebih pendek yang disebut era. Pembagian ini didasarakan pada penemuan fosil pada batuan (pada 3 eon sebelumnya, tidak dtemukan fosil). Phanerozoic eon dibagi menjadi 3 era, yaitu Paleozoic (Paleozoikum, kehidupan kuno), Mesozoic (Mesozoikum, Kehidupan masa pertengahan), dan Cenozoic (Kenosoikum, masa sekarang).
Pada era Mesozoikum mulai ditemukan dinosaurus atau jenis hewan vertebrata yang paling banyak ditemukan dibandingkan dengan hewan mamalia serta telah ditemukan tanaman yang berbunga. Hewan mamalia mulai banyak ditemukan pada era Kenozoikum dan rumput-rumput tumbuh menjadi tanaman untuk sumber makanan bagi hewan mamalia.
Ketiga era pada era eon Phanerozoikum dibagi ke dalam satuan waktu yang lebih pendek yang disebut periode. Pembagian ini berdasarkan atas ditemukan fosil di Eropa dan Amerika Utara. Setiap periode berlangsung hingga 10 milyar tahun saja dan para ahli geologi membagi ke dalam sakala waktu yang lebih kecil yang disebut zaman (epoch). Pembagian selengkapnya mengenai skala waktu geologi ini dapat dilihat sebagai berikut.


F. Kelayakan Bumi sebagai Planet Kehidupan
Ada beberapa faktor yang menyebabkan planet bumi layak dijadikan planet kehidupan jika dibandingkan planet lainnya. Adapun kelebihan kondisi planet bumi sebagai berikut :

1. Memili Atmosfer
Atmosfer ini berfungsi melindungi bumi dari benda-benda angkasa seperti meteor. Jika tidak terdapat atamosfer permukaan bumi akan banyak terdapat kawah seperti pada permukaan bulan. Di atmosfer bumi juga banyak terdapat gas yang diperlukan bagi makhluk hidup seperti oksigen untuk manusia, hewan, karbondioksida untuk tumbuhan.

2. Memiliki Air
Lebih dari 70% air meliputi bumi. Keberadaan air ini justru menunjang setiap sendi kehidupan yang ada di bumi. hingga menjelang abad ke 20, kondisi bumi masih normal. Tinggi air laut masih memungkinkan pulau-pulau masih tetap ada tanpa takut tenggelam. Baru belakangan ini, ketika menusia semakin gencar melakjukan  perusakan terhadap alam, maka bumi bereaksi. Air lautpun perlahan-lahan naik dan mengancam kehidupan makhluknya. Maka harus kita syukuri dengan cara terus memelihara lingkungan.

3. Memiliki Tumbuhan
Tumbuhan yang hijau memungkinkan kehidupan berlangsung terus turun-temurun. Proses fotosintetis menjamin kehidupan makhluk lainnya,  hewan dan manusia bisa memanfaatkan tumbuhan di atas bumi.

4. Medmiliki Suhu Ideal
Akibat  jarak antara bumi dan matahari yang tidak terlalu jauh dan tidak terlalau dekat menyebabkan suhu di bumi sangat ideal untuk kehidupan. Berbeda dengan halnya planet merkurius yang sngat dekat sehingga memiliki suhu yang sangat panas.

5. Memiliki Rotasi 23 Jam 15 Menit
JIka rotasinya terlalu lama menyebabkan perbedaan siang dan malam menjadi lama sehingga perbedaan panas antara siang dan malam tidak terlalu ekstrim.

6. Memiliki Kemiringan Sumbu 23 Derajad
Bumi berevolusi mengelilingi matahari memiliki kemiringan 23 derajad menyebabkan pemanasan di kutub dan di daerah katulistiwa tidak ekstrim. Panas yang ekstrim antara kutub dan katulistiwa akan menimbulkan angin yang sangat kencang.

7. Memiliki Jalur Pegunungan
Pegunungan ini berfungsi sebagai penghalang angin yang diakibatkan perbedaan suhu antara daerah kutub dan daerah katulistiwa.

8. Sebagian Besar Wilayahnya Berupa Air
Hal ini dikarenakan makhluk hidup sangat memerlukan air untuk kelangsungan hidupnya.

Sabtu, 01 November 2014

BAB 4
HUBUNGAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN AKIBAT DINAMIKA LITOSFER

Kompetensi Dasar :
3.1 Menganalisis hubungan antara manusia dan lingkungan sebagai akibat daridinamika litosfer.
4.4 Menyajikan hasil analisis hubungan antara manusia ndengan lingkungannya sebagai poengaruh dinamika litosfer dalam bentuk narasi, tabel, bagan, grafik, gambar ilustrasi, dan atau peta konsep.

Indikator
3.4.1 Menjelaskan batuan dan aktivitas manusia memanfaatkan batuan penyusun litosfer
3.4.2 Menjelaskan tektonisme dan pengaruh tektonisme terhadap kehidupan
3.4.3 Menjelaskan vulkanisme dan pengaruh vulkanisme terhadap kehidupan
3.4.4 Menjelaskan seisme dan pengaruh seisme terhadap kehidupan
3,4.5 Menjelaskan proses eksogen dan pengaruh proses eksogen terhadap kehidupan
3.4.6 Menjelaskan pembentukan tanah dan pemanfaatannya

Salah satu bumi adalah litosfer. Dalam litosfer mempunyai lapisan terluar adalah lapisan pedosfer. Beberapa lapisan tanah dan batuan mengisi bagian pedosfer. Dalam pedosfer terdapat kejadian pengkikisan batuan, berbagai tipe tanah, pelapukan batuan, pel;apukan batuan. Itulah beberapa hasil dinamika yang terjadi di pedosfer.
Untuk mempelajari kejadian alam tersebut dapat mempelajari pengetahuan dasar tentang litosfer dan pedosfer. Meskipun bumi sebagai tempat berpijak dan sudah lama dihuni manusia, tetapi pengetahuan tentang lapisan bumi masih kurang. Bahkan kemajuan teknologi sekarang ini masih bekum mampu mengungkap rahasia bumi bagian dalam, seperti mengapa aktivitas pertambangan pengeboran minyak hanya sampai kedalaman kurang dari sepuluh kilometer di bawah permukaan tanah.

A. Manfaat Batuan Bagi Kehidupan Manusia

Litosfer dibentuk oleh berbagai jenis batuan dan mineral. Batuan adalah massa yang terdiri atas satu atau bermacam mineral dengan komposisi kimia yang tetap sehingga dengan jelas dapat dipisahkan antara satu dan yang lainnya. Induk dari segala jenis batuan adalah magma. Magma merupakan batuan cair pijar yang bersuhu tinggi (900o-1.200oC yang terjadi dari berbagai mineral serta gas yang lkarut di dalamnya.
Batuan pembentuk kulit bumi selalu mengalami siklus atau daur. Siklus batuan merupakan proses dari mulai pembentukan batuan, penghancuran, pengendapan, sampai pada pembentukan kembali batuan. Siklus ini diawali oleh gejala pembekuan magma, baik yang masih di dalam permukaan bumi ataupun yang sudah keluar permukaan bumi. Magma yang membeku akan mengalami perusakan atau pelapukan akibat pengaruh atmosfer, seperti suhu dan curah hujan. Batuan yang berasal dari magma yang membeku yang disebut batuan beku.
Kemudian, batuan hasil penghancuran akibat pengaruh atmosfer ini akan diangkut oleh media seperti air atau angin melalui proses erosi. Setelah itu, batuan tersebut diendapkan pada suatu tempat melalui proses sedimentasi sehingga disebut batuan sedimen.
Batuan yang diendapkan tersebut mengalami perubahan lokasi akibat proses-proses tektonik, misalnya penunjaman lempeng tektonik yanbg menyebabkan batuan tersebut lokasinya pindah ke dalam bumi. Di dalam bumi batuan sedimen akan mengalami tekanan dan pemanasan sehingga berubah menjadi batuan metamorf. Jika lokasinya lebih dalam lagi, maka batuan tersebut akan mencair dan bercampur kembali dengan magma, kemudian membentuk batuan beku yang baru.
Batuan disusun oleh mineral yang merupakan senyawa kimia padat. Batuan dapat tersusun oleh satu mineral. Contohnya batuan beku granit yang tersusun atas mineral kuarsa. Mineral ini terbentuk dari magma yang mengalami kristalisasi pada waktu proses pendinginan.
Berdasarkan Skala Mohs, mineral dibedakan berdasarkan kekerasannya, yaitu dari yang lunak samapi sangat keras. Urutan kekerasan mineral dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi adalah talk, gipsum, kalsit, fluorit, apatit, ortoklas, kuarsa, topaz, kurundum, dan intan.

1. Batuan Beku (Igneous Rocks)

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk akibat pembekuan magma. Batuan ini membeku karena adanya proses pendinginan, baik terjadi di dalam bumi ataupun di permukaan bumi setelah letusan gunung api. Batuan beku yang membeku di dalam bumi disebut batuan plutonik (intrusif), sedangkan batuan yang membeku di luar permukaan bumi disebut batuan vulkanik (ekstrusif). Sifat dari batuan beku plutonik adalah lambat dalam pembekuannya, sedangkan batuan beku vulknaik cepat dalam pembekuannya. Contoh batuan beku plutonik antara lain gabro dan granit, sedangkan batuan beku vulkanik antara lain basalt, andesit, dan obsidian. 

2. Batuan Sedimen (Sedimentary Rocks)

Batuan swedimen merupakan batuan yang terbentuk dari batuan beku yang mengalami:
a) pelapukan
b) pengangkutan
c) pengendapatan
Batuan sedimen dibedakan atas sedimen klastik, sedimen kimiawi, dan sedimen organik. Batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen yang mengalami penghacuran dari bongkahan besar ke kecil tanpa berubah susunan kimianya. Contohnya batuan beku yang lapuk dan pecah-pecah menjadi lebih kecil. Batuan sedimen kimiawi adalah batuan sedimen yang berubah susunan kimianya. Contohnya batuan yang mengalami pelarutan, seperti batu gamping (CaCO3)yang larut menjadi bentukan stalaktit dan stalakmit. Adapun batuan sedimen oranik pada waktu pengendapannya mendapat pengaruh dari organisme, seperti sisa-sisa tumbuhan, hewan, dan manusia. Contoh batuan sedimen, antara lain breksi, konglomerat, batu gamping (batu kapur), batu pasir, dan batu lempung.

3. Batuan Malihan (Metamorphic Rocks)

Batuan malihan (metamorf) adalah jenis batuan yang terbentuk karena pengaruh panas, tekanan atau keduanya. panas dihasilkan dari aktivitas vulkanik dan tekanan dihasilkan dari pergerakkan bumi seperti gempa atau letusan gunung api. Dalam suhu dan tekanan yang tinggi, serta dalam waktu yang lama batuan beku ataupun sedimen akan berubah wujud menjadi batuan malihan dengan mengubah mineralnya menjadi mineral baru. Contoh batuan malihan adalah batu kapur (gamping) berubah menjadi marmer (pualam) dan batuan lempung berubah menjadi batu sabak.

Selasa, 28 Oktober 2014

Gerak Rotasi dan Revolusi Bumi
Rotasi Bumi
Bumi melakukan beberapa gerak yang alami, yaitu gerak rotasi dan revolusi. Gerak rotasi bumi merupakan gerak berputarnya bumi pada porosnya (sumbu). Gerakan rotasi ini menyebabkan daerah sepanjang equator bergerak cepat, sedangkan di daerah kutub hampir-hampir tidak mengalami pergerakan. Bumi yang berbentuk bulat mengalami perubahan bentuk akibat gerakan rotasi yang dilakukan. Perubahan tersebut adalah terbentuknya daerah agak pepat di kedua kutubnya dan seakan-akan sebagian massa bumi tertumpuk di daerah equator. Bentuk ini disebabkan rotasi bumi yaitu perputaran bumi pada porosnya. Gerak rotasi bumi terjadi dari arah barat ke timur. Jika dilihat dari kutub utara, rotasi bumi memiliki arah berlawanan arah jarum jam. Sedangkan jika dilihat dari arah kutub selatan arah rotasi bumi searah dengan arah jarum jam. Poros (sumbu) bumi merupakan garis khayal yang menandakan sumbu rotasi dari bumi, yang melalui kutub utara dan kutub selatan. Poros bumi tidaklah tegak lurus, tetapi mengalami kemiringan sebesar 23,5o dari garis tegaknya.
Waktu rotasi bumi dalam satu putaran adalah 23 jam 56 menit. Akibat dari rotasi bumi, menimbulkan beberapa gejala alam seperti :
1.         Terjadinya Pergantian Siang dan Malam
Daerah bumi yang terkena sinar matahari dinamakan siang, sedangkan daerah bumi dibelakangnya, yang tidak terkena sinar matahari dinamakan malam. Akibat adanya rotasi menyebabkan terjadinya pergiliran daerah siang dan malam secara bergantian. Jika rotasi bumi terjadi selama 24 jam, maka lama siang dan malam masing-masing terjadi selama 12 jam.
Pengecualian di daerah dekat kutub, lama siang dan malam dapat lebih atau kurang dari 12 jam, tergantung posisi bumi ketika berevolusi mengelilingi matahari.
2.         Perbedaan waktu di berbagai tempat
Akibat gerakan rotasi bumi dari barat ke timur menyebabkan daerah sebelah timur akan menjumpai siang terlebih dahulu, dibanding daerah barat. Perbedaan ini menyebabkan adanya perbedaan waktu di setiap bagian bumi.
Karena rotasi bumi maka permukaan bumi di sebelah timur akan melihat matahari terbit dan terbenam lebih cepat daripada daerah di sebelah barat. Oleh karena itu setiap tempat di berbagai belahan bumi akan memiliki waktu yang berbeda. Untuk menyamakan waktu secara internasional digunakan waktu GMT (Greenwich Mean Time). Waktu ini sesuai dengan waktu di kota Greenwich.
Pengecualian di daerah dekat kutub, lama siang dan malam dapat lebih atau kurang dari 12 jam, tergantung posisi bumi ketika berevolusi mengelilingi matahari.
Ditetapkan bahwa kota Greenwich sebagai bujur 0o. Garis bujur di sebelah timur Greenwich dinamakan garis bujur timur (BT), sedangkan garis bujur disebelah baratnya dinamakan garis bujur barat (BB). Garis bujur 180o BT berimpit dengan garis 180o BB, yang melewati Negara Hawaii, Amerika Serikat..
Garis ini digunakan sebagai batas penanggalan, wilayah di bujur timur lebih terdahulu tanggalnya disbanding wilayah di bujur barat. Seluruh wilayah di bumi dibagi dalam 24 zona waktu, setia 15o garis bujur ditentukan sebagai 1 jam.
Di Indonesia, ada 3 zona waktu yaitu Waktu Indonesia Barat (WIB), yang meliputi Sumatera, Jawa, Madura, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah; Waktu Indonesia Tengah (WITA), meliputi Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur; dan Waktu Indonesia Timur (WIT), meliputi Maluku dan Papua. Perhitungannya adalah WIT = GMT + 7; WITA = GMT + 8; dan WIT = GMT + 9.
3.         Pergerakan semu bintang
Akibat rotasi bumi dari arah barat ke timur maka bintang-bintang (termasuk matahari) tampak seperti bergerak dari timur ke barat. Namun sebenarnya bintang-bintang tersebut tidak bergerak. Oleh karena itu maka gerakan bintang ini disebut sebagai gerak semu. Karena gerak semu ini dapat dilihat setiap hari maka disebut gerak semu harian. Dengan gerak semu harian ini maka matahari tampak terbit di timur dan terbenam di barat demikian juga dengan bintang-bintang pada malam hari.
Waktu yang diperlukan bintang untuk menempuh lintasan peredaran semunya adalah 23 jam 56 menit atau satu hari bintang. Periode peredaran semu harian matahati dan bulan tidak 23 jam 56 menit. Satu hari matahari tepat 24 jam sedang satu hari bulan lebih lambat lagi yaitu 24 jam 50 menit, hal ini disebabkan karena kedudukan bintang sejati di langit selalu tetap.
Matahari memiliki periode semu harian yang berbeda akibat revolusi, sedangkan bulan sebagai satelit bumi memiliki peredaran bulanan mengitari bumi.
4.         Perbedaan percepatan gravitasi di permukaan bumi
Selama bumi mengalami pembekuan dari gas menjadi cair kemudian menjadi padat, Bumi berotasi terus pada porosnya. Ini menyebabkan menggebungan di khatulistiwa dan pemepatan di kedua kutub bumi sehingga seperti keadaannya sekarang. Karena percepatan gravitasi benbanding terbalik dengan kuadrat jari-jari, maka percepatan gravitasi tempat-tempat di kutub lebih besar daripada disekitar khatulistiwa, karena jarak permukaan bumi di kutub lebih dekat ke pusat bumi. Akibatnya, berat benda yang sama akan berbeda jika ditimbang di khatulistiwa dan di kutub
5.         Pembelokan arah angin
Menurut Hukum Buys Ballot, udara akan bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Di daerah kutub yang bertekanan tinggi, maka udara cenderung akan bergerak ke daerah khatulistiwa. Namun akibat rotasi bumi, udara yang bergerak menuju khatulistiwa akan berbelok kearah timur mengikuti arah rotasi bumi, ini berpotensi membentuk angin siklon.
6.         Kepepatan bentuk bumi
Karena bumi berputar terus menerus pada sumbunya, daerah khatulistiwa bumi mengembung, Itulah sebabnya bentuk bumi tidak bulat seperti bola, melainkan bulat pepat (diameter khatulistiwa lebih besar daripada diameter kutub).


Revolusi Bumi

Revolusi bumi adalah perputaran bumi mengelilingi matahari. Sekali berevolusi, bumi memerlukan waktu 365 hari 6 jam 9 menit 10 detik atau sering disebut satu tahun pada penanggalan masehi. Adanya revolusi bumi ini tidak dapat kita rasakan namun dapat kita lihat dengan adanya:
1.         Perbedaan Lama Siang dan Malam Hari
Pernahkah anda mendengar didaerah dekat kutub siang lebih cepat dari malam ataupun sebaliknya? Perbedaan lama siang dan malam hari pada setiap bagian bumi memang berbeda. Hal ini terjadi karena saat berevolusi posisi bumi tidak tegak lurus dan selalu berubah atau miring. Pada saat miring ini, terkadang bagian kutub utara miring ke arah matahari, inilah yang menyebabkan bagian kutub utara mengalami siang lebih lama. Karena posisi kutub Utara yang lebih condong kematahari. Sedangkan kutub selatan maka arahnya akan membelakangi matahari. Inilah yang menyebabkan lama malamnya lebih lama. Begitu pun dengan sebaliknya.
2.         Gerak Semu Tahunan Matahari
Karena posisi bumi yang tidak lurus terhadap bidang ekliptika akibat revolusi bumi terhadap matahari maka matahari seolah-olah bergerak tidak lurus. Tidak lurus yang dimaksud disini adalah tidak tepat terbit dari timur-ke barat melainkan agak melenceng. Misalkan tenggelam dibarat daya ataupun terbit di timur laut.
3.         Perubahan Musim
Karena Posisi bumi yang tidak tegak lurus melainkan agak miring. Maka menyebabkan Pada 23 September sampai dengan 21 Maret kedudukan matahari berada di belahan bumi selatan dan kedudukan bumi posisinya lebih dekat ke matahari. Sehingga menyebabkan di belahan bumi bagian selatan mengalami musim panas dan siang hari lebih lama daripada malam hari. Sedangkan, pada tanggal yang sama di belahan bumi bagian utara, seolah-olah berada pada posisi jauh dari matahari sehingga dengan sendirinya di utara mengalami musim dingin dan malam hari lebih panjang daripada siang hari.
4.         Perubahan Rasi Bintang
Perubahan rasi bintang ini terjadi karena revolusi menyebabkan kemiringan bumi dan menyebabkan si pengamat setiap harinya berada pada posisi yang berbeda. Sehingga si pengamat tersebut melihat rasi bintang yang berbeda setiap tahunnya.
5.         Penanggalan Kalender Masehi
Penganggalan kalender masehi ini di sempurnakan oleh Julius Caesar dari kekaisaran Roma. Kalendar ini berdasarkan perputaran bumi mengelilingi matahari. Yaitu 365 hari.